Presiden Filipina Buka Suara Soal Keretakan dengan Wapres

- Bongbong Marcos Jr. menanggapi ancaman pembunuhan dari Wakil Presiden Sara Duterte terkait penolakan untuk menjawab pertanyaan tentang dugaan penyalahgunaan dana.
- Presiden Filipina menegaskan bahwa masalah tersebut tidak proporsional dan kebenaran harus diungkapkan secara tidak sembrono, serta menyatakan keprihatinan terhadap ancaman tersebut.
Jakarta, IDN Times - Presiden Filipina, Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr, menanggapi ancaman pembunuhan dari Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte.
Bongbong mengatakan, masalah tersebut menjadi tidak proporsional karena penolakan Sara untuk menjawab pertanyaan yang sah tentang dugaan penyalahgunaan dana oleh kantor wakil presiden.
Dilansir dari ANTARA, Selasa (26/11/2024), dalam sebuah pesan video, Bongbong menyatakan, masalah tersebut tidak akan berkembang menjadi drama seperti ini, jika Duterte menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para anggota parlemen.
"Kebenaran tidak boleh diungkapkan secara sembrono," kata dia, mengacu pada perang narkoba yang kontroversial yang dilakukan mantan presiden dan ayah Sara, Rodrido Duterte.
1. Bongbong akan lawan Sara

Ia juga mengatakan, umpatan dan ancaman secara jelas terhadap nyawa yang dilakukan oleh Sara, mengkhawatirkan.
Dia mengatakan, pernyataan tersebut tidak memiliki tempat di negara demokrasi seperti Filipina dan dia tidak akan menerima begitu saja.
"Jika merencanakan pembunuhan Presiden semudah itu, bagaimana dengan warga negara biasa kita?" ucap Bongbong.
"Upaya kriminal seperti itu tidak boleh diabaikan. Saya akan melawannya. Sebagai negara demokrasi, kita perlu menegakkan supremasi hukum," tambah dia.
2. Perseteruan keluarga Marcos vs Duterte
Sara Duterte mengancam akan membunuh Presiden Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr. Selain itu, Sara juga mengancam bakal membunuh istri Marcos, yakni Liza Araneta serta Ketua Parlemen Filipina, Martin Romualdez.
Awalnya Sara menyebut, jika dirinya tewas terlebih dahulu, ia akan membuat Bongbong, Araneta, dan Romualdez tewas selanjutnya.
Sara merupakan anak dari eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte, sedangkan Bongbong merupakan anak dari eks presiden sekaligus diktator Filipina, Ferdinand Marcos, sementara Romualdez merupakan sepupu Bongbong.
“Saya telah berbicara kepada tim keamanan saya. Saya mengatakan kepadanya, jika saya dibunuh, lalu kalian harus bunuh Bongbong, Liza Araneta dan Martin Romualdez. Ini bukan lelucon,” kata Sara.
3. Dua keluarga berkoalisi namun kini berseteru
Awalnya dua keluarga ini akur dan berkoalisi kala Bongbong mencalonkan diri sebagai Presiden Filipina dan Sara sebagai Wapres-nya. Mereka menang pada Pemilu 2022 lalu.
Seiring berjalannya waktu, keharmonisan dua keluarga ini perlahan retak. Keretakan dimulai ketika Bongbong disebut mulai menyimpang dari kebijakan anti narkoba yang awalnya dicanangkan oleh Duterte pada masa kepemimpinannya. Bongbong juga dianggap pro Amerika Serikat (AS).
Bahkan putra dari Duterte, Sebastian Duterte yang menjabat sebagai Wali Kota Davao meminta agar Bongbong mundur dari kursi presiden.
“Anda malas dan tidak peduli dengan orang lain, apalagi kota-kota kecil di Filipina,” kata Sebastian, kala itu.