Putin Buka Potensi Dialog Rusia dengan Ukraina

- Putin membuka diri untuk dialog terkait perang dengan Ukraina
- Putin mengapresiasi China dalam membantu memadamkan api konflik dengan Ukraina
- Rusia siap menghadapi negara Barat jika ikut berpartisipasi dalam membela Ukraina
Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia, Vladimir Putin, membuka diri untuk dialog terkait perang dengan Ukraina yang tak kunjung rampung hingga sekarang. Putin mengklaim sebenarnya potensi itu sudah ada sejak awal dan tak pernah menolak untuk melakukan perundingan dengan Ukraina.
"Kami tidak pernah menolak untuk berunding. Kami mengupayakan penyelesaian konflik ini secara komprehensif, berkelanjutan, dan adil, melalui cara damai. Kami terbuka, namun negosiasi semacam itu harus mempertimbangkan kepentingan semua negara yang terlibat dalam konflik tersebut, termasuk kami,” ucap Putin.
1. Puji upaya China untuk bantu selesaikan konflik
Putin juga mengapresiasi langkah dan upaya China untuk membantu memadamkan api konflik dengan Ukraina, salah satunya adalah proposal 12 poin perdamaian yang dirilis China pada Februari 2023 lalu. Bagi Putin, China mengerti akar masalah konflik Rusia dengan Ukraina.
"Konsep dan saran yang dirilis dalam dokumen tersebut menunjukkan keinginan tulus China untuk menstabilkan situasi. China juga mengerti akar masalah dari konflik ini dan dampak geopolitik globalnya, sebagaimana tercermin dalam dokumen tersebut," ujar dia.
2. Rusia siap hadapi Barat

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan pihaknya siap menghadapi negara Barat jika ikut berpartisipasi dalam membela Ukraina.
"Itu hak mereka jika mereka ingin perang terjadi, maka akan terjadi di medan perang," kata Lavrov, awal pekan ini.
Pernyataan Lavrov muncul setelah meningkatkan peringatan tentang bahaya konfrontasi langsung dengan NATO. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, sebelumnya menolak mengesampingkan kemungkinan pasukan Barat suatu saat akan dikirim ke sana.
3. Mengirim pasukan ke Ukraina bakal sangat berbahaya

Rusia telah mengatakan pengiriman pasukan NATO ke Ukraina berpotensi sangat berbahaya. Moskow mengamati dengan cermat petisi Ukraina yang sebelumnya menyerukan intervensi semacam itu.
Petisi tersebut, yang dimuat di situs Kepresidenan Ukraina, mengatakan Ukraina harus meminta Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lain, untuk mengirim pasukan guna membantu mengakhiri invasi Rusia.
"Rezim Kiev sangat tidak dapat diprediksi," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, ketika ditanya tentang hal ini dalam pengarahan hariannya.