Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin Tantang Negara Barat: Mau Kalahkan Rusia? Sini, Rasakan Sendiri!

Presiden Rusia Vladimir Putin (twitter.com/KremlinRussia_E)

Jakarta, IDN Times - Presiden Vladimir Putin, pada Kamis (7/7/2022), menantang negara-negara Barat untuk mencoba dan mengalahkan Rusia di medan perang. Putin juga mengatakan intervensi Moskow di Ukraina menandai pergeseran ke dunia multi-kutub.

Berbicara di depan parlemen Rusia, Putin secara terang-terangan menentang liberalisme totaliter, yang dia sebut sedang diekspor oleh negara-negara Barat ke seluruh dunia. Walau begitu, Putin tak menyebutkan negara-negara yang dimaksud secara implisit. 

1. Putin secara terang-terangan tantang negara-negara Barat

Presiden Putin sedang rapat terkait bantuan di Donbas (twitter.com/KremlinRussia_E)

Putin menyampaikan beberapa pesan di depan hadapan parlemen Rusia.

"Hari ini kami mendengar bahwa mereka ingin mengalahkan kami di medan perang. Nah, apa yang bisa Anda katakan di sini? Biarkan mereka mencoba," kata Putin, dilansir The Moscow Times

Putin menuduh negara-negara secara kolektif melepaskan perang di Ukraina. Putin juga mengatakan intervensi Rusia di negara pro-Barat menandai awal dari pergeseran ke dunia multi-kutub.

Tuduhan Putin tersebut tampaknya ditunjukkan kepada negara-negara anggota NATO, yang secara tak langsung memperparah perang di Ukraina karena menjadi pemasok senjata. 

“Proses ini (perang) tidak bisa dihentikan,” tambah Putin. 

2. Putin klaim Rusia belum memulai kampanye militer di Ukraina dengan sungguh-sungguh

ilustrasi tentara (pixabay.com/WikiImages)

Putin juga memperingatkan Ukriana dan sekutu Baratnya, bahwa Moskow belum memulai kampanye militernya di Ukraina dengan sungguh-sungguh.

“Semua orang harus tahu bahwa kita belum memulai dengan sungguh-sungguh. Pada saat yang sama, kami tidak menolak untuk mengadakan negosiasi damai, tetapi mereka harus tahu bahwa akan lebih sulit untuk mencapai kesepakatan dengan kami" tambahnya, dilansir Al Jazeera

Putin mengatakan, sebagian besar negara tidak ingin mengikuti ideologi negara-negara Barat dalam bentuk liberalisme totaliter. Selain itu, Putin juga menyindir negara Barat karena menerapkan standar ganda. 

Negara-negara Barat memang kerap dituduh bertindak standar ganda, khususnya terkait konflik Israel-Palestina yang tak kunjung usai.

"Orang-orang di sebagian besar negara tidak menginginkan kehidupan dan masa depan seperti itu (damai). Mereka hanya lelah berlutut, mempermalukan diri mereka sendiri di depan orang-orang yang menganggap diri mereka luar biasa," ujar Putin.

3. Moskow tampaknya akan merencanakan referendum di Ukraina

Belakangan ini, semakin banyak pejabat Rusia yang ditugaskan untuk menduduki jabatan penting di wilayah Ukraina yang diduduki. Ini merupakan upaya untuk memperkuat hubungan dengan Moskow menjelang kemungkinan proses aneksasi.

Beberapa pejabat Rusia yang baru saja ditugaskan di Ukraina adalah mantan wakil dari parlemen Rusia, beberapa pejabat pemerintah daerah, dan pejabat tinggi Federal Security Service (FSB).

“Orang Rusia dikirim ke sana untuk membawa standar Rusia. Moskow ingin mengadakan referendum (agar bergabung dengan Rusia), dan sepertinya Rusia akan mempersiapkan segalanya," kata analis politik Ivan Preobrazhensky.

Rusia, yang dikabarkan telah menarik pasukannya dari Pulau Ular, diyakini masih menduduki beberapa kota penting, termasuk Donetsk dan Krimea. Belum diketahui secara pasti apakah Putin akan menambah jumlah pasukannya untuk menjalankan operasi di Ukraina atau tidak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us