Rudal Rusia Hujani Kota Odessa dan Pusat Ekspor Biji-bijian Ukraina

Cianjur, IDN Times - Rusia pada Minggu (21/8/2022) menembakkan lima rudal jelajah ke dekat Odessa, kota yang menjadi basis pelabuhan Lauta Hitam Ukraina dan pusat eksbor biji-bijian.
Otoritas setempat melaporkan, sistem pertahanan Ukraina berhasil menembak jatuh dua rudal. Namun, tiga rudal lainnya mengenai sasaran, beruntung tidak ada korban pada serangan ini.
Pada Rabu mendatang, Ukraina akan menandai 31 tahun kemerdekaan dari Uni Soviet, sekaligus mengingatkan bahwa perang di negara tersebut akan memasuki bulan ketujuh.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyerukan kewaspadaan dengan mengatakan bahwa Moskow dapat mencoba sesuatu yang sangat buruk.
1. Presiden Turki ingin memfasilitasi dialog antara Rusia dan Ukraina

Mengutip The Financial Times, Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa mengatakan, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah mencoba untuk memfasilitasi Rusia dan Ukraina untuk berdialog.
Namun, dia menepis spekulasi tentang pembicaraan antara Zelenskyy dan Putin, dengan mengatakan bahwa "tidak ada platform yang mudah untuk mengadakan pertemuan bagi mereka," dikutip dari Reuters.
2. Kehawatiran bencana nuklir

Sorotan komunitas internasional saat ini adalah penembakan di Nikopol, yaitu kota yang berada di dekat PLTN Zaporizhzhia, yang merupakan salah satu PLTN terbesar di Eropa.
Nikopol ditembaki pada lima kesempatan yang berbeda dalam satu malam, kata Valentyn Reznichenko selaku gubernur regional.
Dia mengatakan, 25 peluru artileri menghantam kota tersebut, dan menyebabkan kebakaran yang mengharuskan memutus akses listrik kepada 3 ribu penduduk.
Pertempuran dan serangan rudal pada Sabtu di kota Voznesensk, Ukraina Selatan, juga tidak jauh dari PLTN tersebut, memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana nuklir.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancsi Emmanuel Macron mengadakan panggilan telepon pada Minggu, yang menekankan pentingnya untuk memastikan keselamatan instalasi nuklir.
3. Serangan bom Mobil yang menewaskan Alexander Dugin

Di sisi lain, pihak berwenang Rusia saat ini menyelidiki atas dugaan serangan bom mobil di luar Moskow, yang menewaskan putri Alexander Dugin. Sebagai informasi, Dugin merupakan seorang ideolog ultranasionalis yang mendukung Rusia melakukan invasi.
Para penyelidik mengatakan, mereka sedang mempertimbangkan semua skenario untuk menetapkan siapa yang bertanggung jawab atas kematian putri tersebut. Sementara Kementerian Luar Negeri Rusia berspekulasi bahwa serangan itu ada hubungannya dengan Ukraina, namun hal itu dibantah oleh Kiev.
"Saya menegaskan bahwa Ukraina, tidak ada hubungannya dengan ini, karena kami bukan negara kriminal seperti Federasi Rusia, dan terlebih lagi kami bukan negara teroris," kata penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, dikutip dari Nikkei Asia