Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Bikin Program Transmigrasi, Isi Area Dudukan di Ukraina

Bendera Rusia. (pixabay.com/michel_van_der_vegt)
Bendera Rusia. (pixabay.com/michel_van_der_vegt)
Intinya sih...
  • Warga Rusia yang bersedia akan mendapatkan sejumlah fasilitas, termasuk rumah, bantuan finansial, dan akses ke pekerjaan di Ukraina.
  • Rusia mengirimkan guru dari berbagai wilayah untuk mengajar di Ukraina, sebagai bagian dari rencana besar Kremlin untuk menggantikan penduduk di area dudukan.
  • Rusia menerima kebijakan migrasi untuk menampung warga asing yang memiliki pandangan nilai-nilai tradisional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Rusia, pada Senin (20/10/2025), meluncurkan program transmigrasi skala besar untuk mengisi kekosongan di teritori dudukan di Ukraina. Langkah ini seperti yang dilakukan Rusia di Siberia untuk menduduki area tersebut. 

Dilansir RBC Ukraine, Rusia mengumumkan konsep transmigrasi ini untuk area dudukan Ukraina di Zaporizhzhia, Donetsk, Luhansk, dan Kherson. Kebijakan ini ditutupi dengan pengembalian penduduk lokal di empat area tersebut. 

Namun, kebijakan ini dikhawatirkan sebagai bentuk penggantian komposisi demografi di area tersebut. Penduduk asli di area Ukraina tersebut akan tergantikan dengan penduduk Rusia. 

1. Warga Rusia yang bersedia akan mendapatkan sejumlah fasilitas

Sesuai rencana baru ini, warga Rusia yang bersedia ditempatkan ke area dudukan di Ukraina akan menerima sejumlah insentif. Mereka akan mendapatkan rumah, bantuan finansial, dan akses ke sejumlah pekerjaan dan posisi administratif di area dudukan di Ukraina. 

Dilansir United24, penduduk baru di area dudukan Rusia di Ukraina berfungsi untuk mendirikan pemerintahan baru. Kebijakan ini menjadi salah satu upaya untuk menciptakan struktur pemerintahan lokal dan administratif yang loyal kepada Rusia. 

Pusat Resistensi Nasional Ukraina (NRC) menyebut bahwa pendekatan ini mengikuti pola Rusia sebelumnya. Moskow sudah mendeportasi warga asli Ukraina dari area dudukan dan menggantikannya dengan warga negara Rusia yang loyal. 

2. Rusia kirimkan guru dari berbagai wilayah ke area dudukan di Ukraina

Bendera Ukraina. (unsplash.com/marta_mars)
Bendera Ukraina. (unsplash.com/marta_mars)

Pada awal Oktober, NRC mengungkapkan bahwa pemerintah Rusia sudah mengirimkan guru baru dari berbagai wilayah di Rusia untuk mengajar di area dudukan di Ukraina. Mereka dikontrak dan mendapatkan gaji untuk ditempatkan di area tersebut. 

Sejumlah guru dari Rusia kerap tiba dengan keluarganya. Mereka sudah menempati rumah-rumah yang ditinggalkan oleh penduduk aslinya. Langkah ini menjadi bagian dari rencana besar Kremlin untuk menggantikan penduduk di area dudukan Rusia di Ukraina. 

Kehadiran guru Rusia itu untuk mempromosikan agenda pro-Rusia di Ukraina. Selain itu, berfungsi mengurangi pengaruh dari identitas Ukraina yang dipahami oleh siswa di area dudukan. 

3. Rusia menerima kebijakan migrasi untuk menampung warga asing

Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)
Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Pada saat yang sama, Rusia sudah menyetujui kebijakan baru soal migrasi pada 2026-2030. Kebijakan migrasi tersebut difokuskan pada sambutan kepada warga asing yang ingin menetap di Rusia karena memiliki pandang nilai-nilai tradisional, dikutip dari Novaya Gazeta

Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia sudah menjadi tujuan utama imigran asal negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah. Namun, Rusia gagal dalam menarik migran dari negara-negara yang dianggap musuh yang memiliki pandangan pada nilai tradisional. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Bogor Buka Forum Investasi, Lahan Tak Boleh Asal Dibangun

23 Okt 2025, 23:18 WIBNews