Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Kecam Penahanan Gubernur Gagauzia di Moldova

bendera Moldova (unsplash.com/thecyclichedgehog)
Intinya sih...
  • Rusia mengecam penahanan Gubernur Gagauzia, Evgehnia Gutul oleh otoritas Moldova yang dianggap melenceng dari demokrasi.
  • Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan penangkapan Gutul terkait pemilu parlemen dan tekanan terhadap lawan politik pemerintah Moldova.
  • Gutul terpilih menjadi pemimpin di Gagauzia usai menerima dukungan dari oligarki Moldova, Ilan Shor, dan kini mendapat bantuan pertahanan dari UE.

Jakarta, IDN Times - Rusia mengecam otoritas Moldova yang menahan Gubernur Gagauzia, Evgehnia Gutul. Moskow mengklaim bahwa langkah Chisinau melenceng dari demokrasi karena berupaya mempersekusi oposisi di negaranya. 

"Otoritas Moldova sudah menekan politikus aktif yang menjadi rival utama Presiden Moldova Maia Sandu. Kami mengecam aksi ini dan mendorong Chisinau meninggalkan metode ini dan memperbolehkan semua entitas politik beroperasi bebas," terang Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, dikutip dari Moscow Times, Kamis (27/3/2025). 

Pada Januari, hubungan Rusia-Moldova sempat menegang imbas pemutusan aliran gas dan energi ke Transnistria. Chisinau menuding Moskow ingin memecah belah dan memicu konflik antara Moldova dan Transnistria. 

1. Klaim Moldova persekusi politikus pro-Rusia jelang pemilu

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, Maria Zakharova mengatakan bahwa penangkapan Gutul dilakukan menjelang pemilu parlemen yang akan diselenggarakan pada Juli 2025. 

"Mendekati penyelenggaraan pemilu parlemen, lawan politik dari pemerintah Moldova mendapatkan tekanan dan pemaksaan dari aparat penegak hukum. Kami melihat bahwa Moldova telah berubah menjadi negara polisi," tutur Zakharova, dikutip The Moscow Times

Ia mengklaim bahwa Moldova terus menekan suara pro-Rusia lewat tuduhan kriminal kepada oposisi. Zakharova menyebut, telah terjadi sensor besar-besaran terhadap media berbahasa Rusia dan tekanan kepada jurnalis yang ingin mendekat ke Moskow. 

2. Gutul ditangkap saat berada di bandara

Penangkapan Gutul dilakukan oleh aparat keamanan Moldova ketika berada di Bandara Internasional Chisinau. Ia dituding terlibat dalam sejumlah kasus kriminal mengenai intervensi Rusia dalam politik di Moldova. 

Sementara, penahanan ini berkaitan dengan hilangnya dua anggota parlemen pro-Rusia di Moldova, yakni Alexandr Nesterovschi dan Irina Lozovan. Nesterovschi sudah divonis hukuman 12 tahun penjara atas kasus korupsi dan Lozovan hilang sebelum pengumuman vonis hukuman. 

Melansir TVP World, Gutul terpilih menjadi pemimpin di Gagauzia pada 2023 usai menerima dukungan dari oligarki Moldova, Ilan Shor yang dikenal luas atas skandal korupsinya. Gutul dikenal sebagai sosok pro-Rusia yang kerap mengkritisi keputusan dari Sandu. 

3. Uni Eropa kirim bantuan Rp1 triliun untuk pertahanan Moldova

bendera Uni Eropa. (unsplash.com/alexandrelallemand)
bendera Uni Eropa. (unsplash.com/alexandrelallemand)

Pada awal Maret, Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa mengumumkan pengiriman bantuan senilai 60 juta euro (Rp1 triliun) untuk membantu pertahanan Moldova. Ia menyebut, bantuan ini berfungsi memastikan perdamaian di Moldova.

"UE menjanjikan bantuan sebesar 60 juta euro kepada Moldova untuk memastikan perdamaian di negaranya. Sejauh ini sebesar 37 juta euro (Rp659 miliar) sudah dikirimkan ke Moldova," ungkapnya. 

Pada Mei 2024, Moldova sudah menyetujui kerja sama keamanan dan pertahanan dengan UE. Negara Eropa Timur itu sudah menghadapi tekanan dan ancaman besar dari Rusia selama berlangsungnya perang di Ukraina. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us