Rusia Klaim Armenia Masih Jadi Sekutunya

- Hubungan Rusia-Armenia tetap kuat dan saling menguntungkan, meskipun tegang belakangan ini.
- Rusia dan Armenia memiliki hubungan ekonomi yang positif, dengan perdagangan kedua negara terus meningkat sepanjang 2024.
- Negara Baltik berusaha menjauhkan Armenia dari Rusia dan mempengaruhi kebijakan luar negeri Yerevan untuk integrasi Eropa.
Jakarta, IDN Times - Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexei Overchuk, mengungkapkan Armenia masih menjadi sekutu Rusia pada Rabu (3/7/2024). Ia mengklaim bahwa hubungan Rusia-Armenia masih kuat dan saling menguntungkan satu sama lain belakangan ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, relasi Armenia-Rusia terus menegang di tengah komentar buruk dari Perdana Menteri (PM) Nikol Pashinyan terhadap CSTO. Bahkan, terdapat rumor bahwa Armenia berniat bergabung dengan Uni Eropa (UE).
1. Hubungan dagang Armenia-Rusia terus meningkat
Overchuk mengutarakan bahwa Rusia dan Armenia memiliki hubungan ekonomi yang positif dalam beberapa bulan terakhir. Ia menekankan, perdagangan kedua negara terus meningkat sepanjang 2024.
"Kami menganggap Armenia sebagai sekutu kami. Faktanya, kami memiliki hubungan ekonomi yang sangat positif. Perdagangan kami pada 2023 mencapai 7,3 miliar dolar AS (). Pada periode Januari-April 2024, nilai perdagangan kedua negara naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu," tuturnya, dikutip RFE/RL.
Ia menambahkan bahwa Yerevan merupakan salah satu kontributor besar dalam Uni Ekonomi Eurasia (UEE). Overchuk juga mengklaim bahwa Armenia sangat aktif dalam UEE dan pada tahun ini menjadi presidensi blok ekonomi pimpinan Rusia tersebut.
2. Klaim negara Baltik ingin jauhkan Armenia dari Rusia

Wakil Juru Bicara Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Andrey Nastasyin menyebut bahwa tiga negara Baltik mengupayakan kebijakan pengrusakan di Kaukasus Selatan. Ia pun mengklaim negara tersebut ingin menjauhkan Yerevan dari Moskow.
"Mengenai Kaukasus Selatan, Estonia, Latvia, dan Lithuania berusaha menerapkan kebijakan destruktif di sana. Mereka melakukan yang terbaik untuk menjauhkan Armenai dari Rusia dan memberi jarak mekanisme integrasi, termasuk dalam CSTO dengan menggunakan tipuan prospek Euro-Atlantik," ujarnya, dikutip Tass.
Ia menyebut negara Baltik secara aktif berusaha menerapkan pakarnya di Yerevan dalam mendiversifikasi tujuan kebijakan luar negeri dengan integrasi Eropa.
"Pendekatan tersebut adalah keinginan yang persisten dari Vilnius, Riga, dan Tallinn. Mereka mengikuti arahan dari Washington untuk secara aktif mengajak negara pecahan Uni Soviet melawan dan memusuhi Rusia," sambungnya.
3. Armenia siap menormalisasi hubungan dengan Turki

Pada hari yang sama, Menlu Armenia Ararat Mirzoyan mengatakan akan menormalisasi hubungan dengan Turki. Ia pun berniat memiliki hubungan baik dengan seluruh negara tetangganya.
"Seperti sebelumnya, Armenia tertarik dan akan mengupayakan upaya praktik dalam menormalisasi hubungan dengan seluruh negara tetangganya. Kami siap menormalisasi hubungan diplomatik dengan Turki dan mempererat hubungan dan membuka perbatasan," ungkapnya, dilansir News AM.
"Kami siap mengimplementasikan dan mencapai kesepakatan sesuai dalam konteks ini yang sudah lama ditunggu-tunggu. Saat ini, Armenia memiliki dialog yang sehat dengan Turki," sambungnya.