Rusia Mau Pamer, Gelar Latihan Militer di Tengah Perang Ukraina

Cianjur, IDN Times - Rusia berencana melakukan latihan militer di wilayah timur negaranya, berjarak sejauh ribuan mil dari perang di Ukraina yang akan dimulai bulan depan, kata Kementerian Pertahanan pada Selasa (26/7/2022).
Latihan militer ini bermaksud untuk mengirim pesan kepada dunia bahwa Rusia, meskipun sedang perang dengan Ukraina, tetapi tetap akan fokus pada pertahanan seluruh wilayahnya. Di sisi lain, Kremlin juga hendak menunjukkan bahwa bisnis militer dan perangkat pertahanan Rusia berjalan sebagaimana mestinya, dilansir Al Jazeera.
Kementerian juga menekankan, kapasitasnya untuk melakukan latihan semacam itu tidak terpengaruh oleh invasi yang dilakukan terhadap Ukraina. Rusia tidak membatalkan kegiatan pelatihan atau kerja sama internasional, dan latihan akan dipasok dengan semua personel, senjata, dan peralatan yang diperlukan.
1. Latihan militer yang akan dilakukan bulan depan akan melibatkan pasukan asing

Dilansir Reuters, Direktur CIA William Burns mengatakan, pekan lalu Amerika Serikat (AS) telah memperkirakan bahwa 15 ribu tentara Rusia tewas di Ukraina sejak invasi dimulai pada Februari.
Jumlah kematian tersebut sama dengan yang diderita tentara Uni Soviet dalam satu dekade perang di Afghanistan dari tahun 1979.
Latihan yang akan digelar bakal mengambil bagian di distrik militer timur, yang mencakup bagian dari Siberia dan bermarkas di Khabarovsk, berdekatan dengan perbatasan China.
Mereka akan melibatkan pasukan dalam manuver di 13 jarak tembak Distrik Militer Timur, kata Kementrian Pertahanan Rusia.
Pasukan udara, pembom jarak jauh dan pesawat kargo militer juga akan terlibat dalam latihan.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan, latihan yang akan dilakukan mencakup beberapa pasukan asing, namun dia tidak memberi rincian dari negara mana pasukan asing tersebut.
Pada tahun lalu, pasukan dari Armenia, India, Kazakstan, Kirgistan, dan Mongolia ambil bagian dalam latihan besar di Rusia dan Belarusia.
2. Pada 2018 China sempat ambil bagian dalam latihan militer

Latihan Vostok (timur) yang dilakukan pada 2018 berlangsung dalam skala besar, hampir 300 ribu tentara terlibat, termasuk untuk pertama kalinya yang melibatkan tentara China.
Apakah dan pada skala apa China akan mengambil bagian pada tahun ini, hal tersebut akan memberikan petunjuk yang signifikan tentang keadaan hubungan bilateral ketika Vladimir Putin mencoba untuk mengadili Beijing pada saat konfrontasi yang meningkat antara Rusia dan negara-negara Barat.
3. Rusia klaim pasukannya cukup untuk hadapi Ukraina

Terlepas dari kerugian besar yang dialami Rusia dan kemajuan yang lambat di Ukraina, Presiden Putin belum memerintahkan mobilisasi cadangan negara, yang mana itu diperkirakan berjumlah sekitar dua juta orang dengan dinas militer dalam lima tahun terakhir.
Tanpa mengungkap rincian yang jelas, kementerian juga mengatakan jumlah pasukan yang beroperasi di Ukraina cukup untuk memenuhi tugas. Dan kementerian juga menekankan bahwa militer belum membatalkan salah satu latihan yang direncanakan.
Sementara itu, Moskow juga belum mengatakan berapa banyak dari jutaan tentaranya yang terlibat dalam aksi di Ukraina.