Rusia Tetapkan Partai Oposisi Tajikistan sebagai Teroris

Jakarta, IDN Times - Mahkamah Agung Rusia, pada Rabu (14/9/2022), menetapkan Islamic Renaissance Party of Tajikistan (IRPT) sebagai organisasi teroris. Tindakan Rusia menyusul keputusan Tajikistan yang sudah memasukkan partai tersebut sebagai organisasi teroris sejak 7 tahun silam.
Selama ini, Tajikistan menganggap IRPT sebagai dalang di balik sejumlah kasus terorisme di negaranya. Kendati begitu, pemerintah tidak dapat memberikan bukti nyata keterlibatan IRPT dalam sejumlah insiden.
1. Ditetapkan usai dialog antara Jaksa Agung Rusia dan Presiden Rahmon
Keputusan tersebut ditetapkan setelah digelarnya dialog antara Jaksa Agung Rusia, Igor Krasnov, dengan Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon di Dushanbe. Dalam pertemuan tersebut, Tajikistan meminta agar Rusia memasukkan IRPT ke dalam organisasi teroris di negaranya.
Kabar baik dari Rusia ini tentu akan menyemarakkan pertemuan antara Presiden Rahmon dan Putin dalam KTT Shanghai Cooperation Organization (SCO) di Samarkand, Uzbekistan pada minggu ini.
Di sisi lain, kabar ini semakin meningkatkan otoritas rezim Emomali Rahmon di Tajikistan yang sudah memimpin sejak 1992. Pasalnya, ia dituding melakukan pelanggaran hak asasi manusia dengan membatasi hak politik dan kebebasan warga sipil, dilaporkan dari RFE/RL.
Sedangkan, penetapan IRPT sebagai teroris oleh Moskow tentu berisiko terhadap warga Tajikistan di Rusia. Mereka yang dituding memiliki asosiasi dengan IRPT dapat diseret ke ranah hukum dan berbuntut pada proses deportasi.
2. IRPT diperbolehkan beroperasi di Tajikistan usai perang sipil
IRPT sudah ditetapkan sebagai organisasi teroris dan dilarang beroperasi di Tajikistan sejak 2015. Namun, itu bukan kali pertama IRPT dilarang oleh pemerintah negara Asia Tengah tersebut, karena di tahun 1993 partai itu sempat diblokir.
Setelah berakhirnya perang saudara (1992-1997), dengan disetujuinya oposisi sebagai representasi pemerintahan, mulai saat itu IRPT resmi dilegalkan di Tajikistan. Pada 2005, IRPT berhasil mengamankan 2 dari 63 total kursi di Parlemen Tajikistan, dikutip dari The Diplomat.
Padahal IRPT disebut sebagai partai oposisi terbesar di Tajikistan, sekaligus sebagai satu-satunya partai Islam di Asia Tengah. Setelah itu, pemimpin dan pendukungnya dipersekusi oleh pemerintah dan dijebloskan ke dalam penjara yang berbuntut pada kasus pelanggaran HAM.
3. Rusia kerahkan 1.500 tentara dari pangkalan militer di Tajikistan
Sesuai kabar dari RFE/RL, sebanyak 1.500 pasukan Rusia sudah dikirimkan dari sejumlah pangkalan militer miliknya di Tajikistan ke Ukraina pada Rabu ini. Sedangkan, lebih dari 600 pasukan sudah siap diterjukan ke medan perang dari pangkalan militer di Dushanbe dan Bokhtar.
Kabar ini datang setelah adanya pengiriman tentara Rusia dari Pangkalan Udara Kant di Kyrgyzstan ke Ukraina dalam beberapa bulan terakhir. Penerjunan ini dilakukan menyusul serangan balik Ukraina yang berujung kekalahan besar Rusia di Kharkiv.
Kedua negara Asia Tengah itu dikenal sebagai sekutu terdekat Rusia dan masuk dalam anggota CSTO. Sementara itu, jumlah personel militer Rusia di Tajikistan diperkirakan mencapai 7 ribu tentara dan di Kyrgyzstan mencapai 500 personel.