Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sekjen PBB: Dunia Tak Ingin Lebanon Jadi Gaza Berikutnya

Sekjen PBB, Antonio Guterres (twitter.com/UN Spokesperson)

Jakarta, IDN Times – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menaruh perhatian besar pada eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah Lebanon. Baginya, konflik kedua pihak di sepanjang perbatasan dua negara itu kini menjadi ancaman baru bagi masyarakat dunia.

”Sikap gegabah, miskalkulasi, bisa memicu bencana melampaui batas dan imajinasi. Masyarakat di wilayah itu dan masyarakat dunia tak mampu membiarkan Lebanon menjadi Gaza yang lain,” katanya pada Jumat (21/6/2024), dilansir Al Jazeera.

Guterres mengatakan, pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), beserta pengamat teknis tak bersenjata yang dikenal dengan UNTSO, telah lama ditempatkan di Lebanon Selatan. Tugas mereka adalah memantau konflik di sepanjang garis pemisah antara Lebanon dan Israel yang dikenal dengan garis biru.

Pasukan perdamaian PBB, kata Guterres, telah berupaya bekerja untuk meredakan ketegangan dan mencegah miskalkulasi setelah kedua pihak meningkatkan retorika untuk kemungkinan konflik skala besar.

”Dunia harus mengatakan lebih keras, deeskalai segera penting untuk dilakukan. Tak ada solusi militer,” tambahnya.

1. Risiko perang yang semakin besar

kendaraan tempur Israel di Gaza (Twitter.com/Israel Defense Forces)

Perang antara Israel dan Hizbullah di sepanjang perbatasan telah membuncah sejak pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober lalu. Hizbullah melancarkan serangan roket dan drone, yang kemudian dibalas oleh Israel dengan serangan udara dan artileri.

Pada Rabu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan Israel terkait ancaman perang besar. Ia menegaskan bahwa pihaknya sebenarnya tak ingin berperang, tetapi kondisi itu berisiko membesar dan membuat Hizbullah harus bertindak.

“Semua yang Anda lihat bisa kami lihat dan semua yang bisa kami serang, kami tidak akan menyia-nyiakannya di medan perang ini. Dan itu bukan pengeboman acak. Setiap drone akan memiliki targetnya. Setiap rudal akan memiliki targetnya,” kata Nasrallah, dilansir NPR.

Dia mencatat bahwa Hizbullah memiliki persediaan drone dalam jumlah besar. Hizbullah juga terus menerima senjata dari Iran dan memproduksi sendiri di Lebanon.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoaf Gallant sebelumnya telah berjanji akan membuat Beirut menjadi seperti Gaza.

2. Israel harus siap membayar mahal untuk konfrontasi dengan Hizbullah

Militer Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Para pakar mengungkap, belum jelas apakah kedua pihak benar-benar serius untuk berperang dengan skala besar. Pakar juga menilai bahwa tidak akurat jika membandingkan pejuang Hamas di Gaza dengan Hizbullah Lebanon.

“Hizbullah lebih terlatih, terorganisasi, dan bahkan banyak senajat mematikan dibandingkan dengan Qassam Brigade, sayap bersenjata Hamas. Dan untuk alasan ini, saya rasa Israel akan membayar mahal untuk apa yang mereka bisa hindari,” kata Hassan Barari, Professor Urusan Internasional di Qatar University.

Orna Mizrahi, mantan petinggi di Dewan Keamanan Nasional Israel mengatakan, tak ada satupun pilihan yang bagus untuk Israel. Ia bahkan mempertanyakan seberapa jauh Israel mampu bertahan dalam perang dengan Hizbullah.

“Menurut saya, mayoritas dari pemerintah tak betul-betul ingin terlibat dalam perang, tapi mungkin saja kita bisa mencapainya,” katanya.

Di Lebanon, komentar Nasrallah telah membuat orang bersiap untuk menghadapi perang besar. Namun beberapa pengamat dan diplomat menilai ancamannya hanya berupaya untuk mengimbangi retorika yang dilayangkan Israel.

“Bagi saya, ini adalah strategi deterrence. Ada bahaya besar jika Israel berkonfrontasi dengan Hizbullah dan perang skala besar yang saya pikir Hibzullah pun tak menginginkannya,” kata Hubert Faustmann, Professor Sejarah dan Hubungan Internasional di University of Nicosia.

3. Hizbullah punya puluhan ribu roket

Bendera Hizbullah Lebanon (twitter.com/Jewish Community)

Hizbullah telah mengindikasikan bahwa mereka tidak ingin memperluas konflik, meskipun mereka terus menggunakan persenjataan yang lebih kuat.

Meskipun Israel memiliki tentara paling kuat di Timur Tengah, namun Hizbullah juga memiliki ribuan pejuang. Banyak yang berpengalaman dalam perang saudara di Suriah. Selain itu, mereka juga memiliki puluhan ribu rudal yang mampu menghantam kota-kota di seluruh Israel.

Negara ini juga memiliki armada drone dalam jumlah besar. Salah satunya telah melakukan penerbangan panjang di atas kota pelabuhan Haifa minggu ini.

Israel pernah mengalami pengalaman buruk di Lebanon pada masa lalu. Setelah menyerbu pada tahun 1982, mereka terjebak dalam zona penyangga selama hampir dua dekade setelah perang yang menyaksikan lahirnya Hizbullah.

Pada 2006, terjadi perang kedua selama 34 hari. Perang ini menimbulkan pertumpahan darah di kedua belah pihak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us