Israel Batalkan Aturan Bebas Visa untuk Warga Ukraina

Jakarta, IDN Times - Israel, pada Jumat (21/6/2024), memutuskan membatalkan aturan bebas visa untuk warga Ukraina. Keputusan ini membuat warga Ukraina yang hendak berkunjung ke Israel harus memperoleh visa terlebih dahulu.
Hubungan Ukraina-Israel dalam 2 tahun terakhir mengalami pasang surut di tengah perang Rusia-Ukraina. Pasalnya, Israel tidak bersedia memberikan sistem pertahanan udara Iron Dome kepada Ukraina untuk menangkal serangan misil dan drone Rusia.
1. Pembatalan bebas visa diterapkan mulai 1 Juli 2024
Duta Besar Ukraina di Israel, Yevgen Korniychuk, mengatakan bahwa pembatasan baru ini akan berdampak kepada warga Ukraina mulai 1 Juli 2024. Warga Ukraina yang ingin masuk tanpa visa harus mendaftar izin otorisasi perjalanan elektronik (ETA).
"Persyaratan terbaru secara efektif mengakhiri aturan bebas visa yang diterapkan bagi warga Ukraina yang hendak berkunjung ke Israel sejak 2010," terang Korniychuk, dikutip The Kyiv Independent.
"Dalam merespons kebijakan ini, Ukraina akan menetapkan kebijakan yang sama kepada warga Israel sebelum melakukan perjalanan ke negara kami," tambahnya.
Kebijakan ini diketahui akan berdampak pada ribuan Yahudi Hasidic yang bepergian ke Uman, Cherkasy Oblast. Area tersebut diketahui sebagai situs ziarah dalam perayaan Rosh Hashanah atau Tahun Baru Yahudi.
2. Relasi Ukraina-Israel terus mengalami masa-masa terburuk

Ketegangan Israel-Ukraina berlangsung setelah pecahnya perang Rusia-Ukraina. Pada Maret 2022, Israel telah membatalkan aturan bebas visa dengan Ukraina dan menolak menampung pengungsi asal Ukraina.
Pada Agustus 2023, Korniychuk mengatakan bahwa Ukraina berniat menyudahi aturan bebas visa kepada warga Israel. Langkah ini akan diterapkan apabila Israel terus menerapkan deportasi warga Ukraina dari negaranya.
Bahkan, Ukraina sudah mengancam untuk melarang masuknya peziarah Hasidic tidak diperbolehkan masuk ke Uman. Peringatan ini sebagai ancaman untuk menyetop keputusan Israel mendeportasi warga Ukraina dari Israel.
Di tengah ketegangan ini, Korniychuk mengaku masih membuka dialog dengan Israel untuk mendiskusikan masalah kedua negara. Ia menyebut kebijakan bebas visa penting bagi sektor pariwisata yang akan menguntungkan kedua negara.
3. Zelenskyy mengakui kedaulatan Israel dan Palestina
Pada awal Juni, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut bahwa Ukraina adalah negara yang menghargai hukum internasional dan piagam PBB sehingga mengakui kedua negara, Israel dan Palestina.
"Ukraina mengatakan bahwa jika Hamas menyerang warga sipil Israel pada hari pertama. Maka, Israel memang punya hak untuk mempertahankan negaranya," terang Zelenskyy, dikutip Interfax.
"Setelah itu, ketika Israel berada di Gaza dan menimbulkan krisis kemanusiaan di sana. Pertama, kami siap membantu kemanusiaan di Gaza. Kedua, hukum internasional harus dihargai. Ketiga, Ukraina mengakui kedua negara, Israel dan Palestina dan akan melakukan apapun untuk menyetop Israel agar konflik dapat berakhir dan warga sipil tidak terdampak," sambungnya.
Ia menambahkan agar semua pihak tidak menyamakan periode ini dan jangan mencampurkan semuanya menjadi satu.