Serangan Israel di Rafah Tewaskan 9 Orang, Mayoritas Anak-anak

Jakarta, IDN Times - Israel melancarkan serangan udara ke Rafah, Palestina, pada Jumat (20/4/2024) malam. Sembilan orang tewas, enam orang di antaranya anak-anak. Hal ini disampaikan oleh otoritas rumah sakit al-Najjar.
Komunitas internasional telah menyeru agar Israel menahan diri tidak menyerang Rafah. Namun sepertinya Tel Aviv tidak mundur dari pendirian semula, yakni melancarkan rencana operasi militer besar-besaran di sana.
Lembaga pemantau perang Gaza, Institute for the Study of War (ISW) dan Critical Threats Project (CTP) mengatakan, para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Israel mengadakan pertemuan virtual tingkat tinggi membahas serangan Rafah. Namun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden tidak mendukung rencana tersebut.
1. Suami, istri dan tiga anak tewas

Serangan udara Israel terjadi di lingkungan Tel Sultan di Rafah barat. Para kerabat korban terlihat menangis memeluk jenazah anak-anak yang dibungkus kain kafan.
"Hamzah kekasihku. Rambutmu terlihat sangat indah," kata seorang nenek yang berduka, dikutip dari Associated Press.
Keluarga korban yang selamat, Ahmed Barhoum, mengatakan kehilangan istri dan putrinya yang berusia lima tahun. Dia juga mengatakan, iparnya Abdel Fattah Sobhi Radwan bersama istri Najlaa Ahmed Aweidah dan ketiga anak mereka tewas dalam serangan tersebut.
"Ini adalah dunia yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan moral," kata Bahroum.
2. Rafah mengalami lonjakan serangan dari Israel
Pemakaman para jenazah dilakukan pada Sabtu. Proses pemindahan para jenazah ke pemakaman terlihat pilu sebab mayoritas korban adalah anak-anak yang dibungkus kafan putih berlumuran darah.
Dilansir Al Jazeera, luka bakar para korban disebut sangat parah. Kalau pun mereka bisa sampai rumah sakit hidup-hidup, nyawa mereka sulit untuk ditolong dengan luka seperti itu.
Rafah telah mengalami lonjakan serangan militer Israel dalam beberapa minggu terakhir. Ini terindikasi bahwa serangan Israel akan berlanjut. Israel disebut masih ingin melanjutkan niatnya melakukan invasi besar-besaran ke wilayah tersebut.
3. AS tidak dukung operasi militer besar Israel ke Rafah

Blinken mengatakan pada Jumat saat konferensi pers pada pertemuan G7 di Italia, bahwa pemerintahan AS saat ini tidak mendukung operasi militer besar-besaran Tel Aviv ke kota yang terletak di Gaza selatan tersebut.
"Pertama, saat ini terdapat sekitar 1,4 juta orang di Rafah, banyak di antara mereka yang mengungsi dari wilayah lain di Gaza. Sangat penting bagi kita untuk bisa menghindari konflik apa pun," katanya dikutip dari VOA News.
Total jumlah korban tewas warga Palestina karena dibunuh Israel menjadi 34.049 orang sampai Sabtu. Jumlah korban luka mencapai 76.901 orang. Dua pertiga dari jumlah tersebut adalah anak-anak dan perempuan.