Serbia Tangguhkan Rencana Penambangan Lithium Senilai Rp34 T

Jakarta, IDN Times - Otoritas lokal Serbia pada Kamis (23/12/2021) menangguhkan rencana penambangan lithium oleh raksasa perusahaan Rio Tinto. Langkah itu terjadi usai Serbia dilanda protes selama beberapa pekan.
Rio Tinto adalah perusahaan yang rencananya akan mengeksploitasi lithium di Serbia barat. Lithium telah menjadi salah satu bahan tambang primadona, karena digunakan sebagai bahan baku baterai listrik dan elemen pembuatan sel surya.
Tapi, rencana penambangan dengan nilai investasi miliaran dolar terganjal oleh protes aktivis lingkungan dan masyarakat. Mereka melakukan demonstrasi penolakan karena penambangan akan merusak tanah dan sumber air.
1. Penangguhan undang-undang yang mempermudah operasi perusahaan tambang

Rencana Rio Tinto untuk menambang lithium sebenarnya akan dimulai dalam waktu dekat. Akan tetapi, protes selama beberapa pekan telah mengganjal langkah tersebut.
Protes dilakukan oleh puluhan ribu rakyat. Mereka melakukan pemblokiran di beberapa jalan raya utama dan jembatan di ibu kota Beograd serta kota-kota lainnya. Lalu lintas kacau dan kendaraan tidak bisa melewati jalanan.
Otoritas lokal Serbia, yakni dewan kota Loznica, akhirnya memilih untuk menangguhkan rencana pembangunan dan izin penambangan lithium.
Keputusan itu, menurut ABC News, dilakukan menyusul penangguhan dua undang-undang utama di parlemen, yang menurut para aktivis dan ahli ekologi dapat mempermudah perusahaan pertambangan memulai proyek tersebut.
2. Nilai investasi sebanyak Rp34 triliun
Rio Tinto adalah perusahaan multinasional pertambangan yang dimiliki oleh pengusaha Inggris dan Australia. Perusahaan tersebut dapat dikatakan sebagai perusahaan terbesar kedua di dunia di sektor pertambangan.
Isu pemanasan global yang mengancam kehidupan bumi memicu perkembangan teknologi hijau. Meski begitu, bahan utama pengembangan teknologi hijau masih berasal dari tambang, khususnya lithium yang digunakan untuk baterai listrik dan sel surya.
Rio Tinto telah melakukan ekspansi besar ke berbagai negara untuk menambang lithium, salah satunya di Serbia. Di negara itu, menurut The Guardian, mereka rencananya akan menggelontorkan investasi senilai 2,4 miliar dolar atau sekitar Rp34 triliun.
Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, dan pemerintahannya adalah pendukung utama proyek tersebut. Itu adalah salah satu cara mendatangkan investor asing untuk mendukung pengembangan pembangunan negara.
Selain itu, investasi pertambangan diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat.
3. Rio Tinto juga memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas penambangan di Serbia
Sebelumnya, Rio Tinto sudah berjanji akan menggunakan standar lingkungan domestik dan Uni Eropa dalam eksploitasi lithium di Serbia. Tapi, penolakan terus terjadi dan demonstrasi sudah berlangsung selama tiga pekan terakhir.
Akibat tekanan yang terus berlanjut, kepala eksekutif Rio Tinto Serbia mengatakan akan menunda kegiatan penambangan yang dimaksud.
Dilansir Reuters, perusahaan mengatakan, "kami ingin menyerukan dialog publik, untuk memperkenalkan warga dengan semua aspek proyek kami. Sangat sulit dalam kampanye anti-pertambangan negatif yang begitu intens untuk dapat berdiskusi masuk akal tentang topik apa pun."
Kepala eksekutif perusahaan juga berencana untuk mempertimbangkan kembali dan kemungkinan meningkatkan solusi teknis yang digunakan untuk menjalankan tambang tersebut.