Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jika Masuk NATO, Swedia Janji Kirim Tentara ke Latvia pada 2025

Tentara Swedia. (instagram.com/forsvarsmakten)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, pada Senin (8/1/2023), dikabarkan berniat menerjunkan tentara ke Latvia. Pernyataan ini disampaikan sebagai komitmen keamanan di kawasan Baltik apabila nantinya jadi bergabung sebagai anggota NATO ke-32. 

Sebelumnya, Jerman sudah mencapai kesepakatan untuk mengirimkan 5 ribu tentara siap tempur ke Lithuania pada 2025-2027. Pengiriman tentara ini sebagai langkah untuk meningkatkan pertahanan Eropa dan NATO di bagian timur dari ancaman Rusia. 

1. Swedia bersedia mengirimkan 800 tentara dan alutsista ke Latvia

Tentara Swedia yang saat menjalani latihan. instagram.com/forsvarsmakten/

Swedia disebut akan mengirimkan batalion mekanis ke Latvia. Bahkan, nantinya akan ada sekitar 800 tentara yang diterjunkan. 

"Rencananya kami akan mengirimkan 800 tentara, lengkap dengan kendaraan lapis baja, kendaraan tempur, dan kemungkinan juga mengirimkan tank Leopard. Tentara Swedia tersebut rencananya akan tiba di Latvia pada 2025," terangnya, dilansir LSM.

Menteri Pertahanan Latvia Andris Spruds mengungkapkan bahwa ini adalah kabar baik. Ia menilai keberadaan tentara NATO di Latvia sangat penting demi keamanan negaranya. 

Batalion Swedia akan bergabung dengan pasukan NATO pimpinan Kanada di Latvia. Pada pertengahan 2023, Latvia dan Kanada sudah menyetujui penambahan pasukan Kanada yang ditempatkan di negaranya.

2. Swedia ubah kebijakan keamanannya

Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom, mengungkap prospek Swedia yang akan jadi salah satu anggota NATO. 

"Swedia akan menjadi anggota yang dapat dipercaya, terus mendukung dan berkomitmen pada NATO. Swedia tidak hanya menjadi sekutu penting di NATO karena berbatasan dengan Rusia, tetapi juga berada di perbatasan selatan Eropa dan Arktik," ungkapnya, dikutip Euractiv.

Ia menambahkan, Swedia yang menjadi anggota NATO berarti menjadi perubahan besar terhadap kebijakan keamanan negara dalam 200 tahun terakhir. Pasalnya, selama ini Swedia merupakan negara netral, termasuk dalam Perang Dunia I dan II. 

"Ini berarti terdapat tanggung jawab dan kesempatan baru untuk memperkuat kebebasan dan keamanan. Kami harus realistis dan berasumsi, serta mempersiapkan konfrontasi jangka panjang dengan Rusia yang terus mengancam keamanan Eropa," sambungnya. 

3. Turki mulai membuka diri soal aksesi Swedia dalam NATO

ilustrasi bendera Turki (pixabay.com/sevgi001461)

Keputusan aksesi Swedia sebagai anggota NATO dicetuskan setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Namun, keanggotaan Swedia terkendala persetujuan Turki dan Hungaria. 

Dilansir Reuters, kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ke Turki pekan lalu menunjukkan adanya perkembangan positif soal keanggotaan Swedia. Turki kemungkinan akan menyetujui Swedia masuk sebagai anggota NATO dalam beberapa pekan ke depan. 

"Di Turki, kami sudah berbicara terkait tahap akhir proses ratifikasi aksesi Swedia sebagai anggota NATO dalam beberapa pekan ke depan," katanya, tanpa memberikan keterangan detail. 

Selama ini, Turki menolak keanggotaan Swedia karena menganggap negara Skandinavia itu melindungi teroris. Pasalnya, terdapat rentetan pembakaran Al-Qur'an di Swedia pada 2022 yang membuat geram sejumlah pemimpin negara Islam, termasuk Turki. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us