Taliban Bebaskan Warga AS Setelah 2 Tahun Ditahan di Afghanistan

Jakarta, IDN Times - Taliban membebaskan warga Amerika Serikat (AS), George Glezmann, pada Kamis (20/3/2025) setelah ditahan lebih dari 2 tahun di Afghanistan. Glezmann diculik saat berwisata ke Afghanistan pada Desember 2022.
Glezmann menjadi warga AS ketiga yang dibebaskan Taliban sejak Januari 2025. Sebelumnya, dua warga lainnya, Ryan Corbett dan William McKenty, dibebaskan pada akhir masa pemerintahan Joe Biden. Qatar berperan besar sebagai mediator dalam proses negosiasi ini.
"Hari ini, setelah dua setengah tahun ditawan di Afghanistan, mekanik Delta Airlines George Glezmann sedang dalam perjalanan untuk bersatu kembali dengan istrinya, Aleksandra," kata Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dilansir dari Al Jazeera.
1. Glezmann dibebaskan tanpa pertukaran tahanan
Pembebasan Glezmann melibatkan negosiasi intensif selama beberapa minggu antara pihak AS, Qatar, dan Taliban. Adam Boehler, utusan khusus urusan sandera, memimpin upaya negosiasi dari pihak AS. Qatar berhasil memecah kebuntuan dalam pertemuan terakhir dengan pihak Taliban.
Melansir The Guardian, Taliban membebaskan Glezmann tanpa meminta pembebasan tahanan mereka dari penjara AS. Hal ini berbeda dengan kasus Corbett dan McKenty yang melibatkan pertukaran dengan tahanan Taliban bernama Khan Mohammed. Pejabat AS menyebut pembebasan kali ini murni sebagai gestur niat baik dari Taliban.
Keluarga Glezmann merasa lega setelah berbicara langsung dengan George. Dennis Fitzpatrick, pengacara keluarga Glezmann, menyampaikan bahwa pihak keluarga merasa sangat bahagia dan bersyukur atas pembebasan ini. Dukungan juga datang dari Senator Jon Ossoff dan Raphael Warnock asal Georgia, negara bagian asal Glezmann.
2. Taliban sempat menolak pembebasan Glezmann
Pejabat AS sebenarnya berharap Glezmann dan warga lainnya, Mahmood Habibi, ikut dibebaskan dalam kesepakatan sebelumnya. Namun, Taliban hanya bersedia membebaskan Corbett dan McKenty saat itu. Pemerintah AS terpaksa menerima pembebasan sebagian ini.
Qatar berperan penting dalam semua negosiasi sebagai penghubung AS dan Taliban. AS kini tidak memiliki perwakilan diplomatik resmi di Afghanistan sejak 2022.
Taliban menggambarkan pembebasan ini sebagai upaya normalisasi hubungan mereka dengan dunia internasional. Meski demikian, belum ada negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban sejak mereka menguasai Afghanistan. Namun, beberapa negara masih memiliki fasilitas diplomatik di Afghanistan untuk kepentingan praktis.
Trump menegosiasikan kesepakatan penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 2020. Kesepakatan ini dinilai kontroversial karena tidak melibatkan pemerintahan lama Afghanistan yang didukung Barat. Pemerintahan tersebut akhirnya jatuh setelah pasukan AS meninggalkan Afghanistan.
3. Glezmann ditahan Taliban dalam kondisi yang memprihatinkan
Glezmann ditahan Taliban pada Desember 2022 dan dinyatakan AS sebagai tahanan tidak sah pada September 2023. Pria berusia 66 tahun ini awalnya hanya berencana melakukan perjalanan lima hari untuk mengeksplorasi budaya dan sejarah Afghanistan.
Kondisi penahanan Glezmann sangat memprihatinkan. Ia ditahan dalam sel berukuran sekitar 2,7 x 2,7 meter bersama tahanan lain. Ia juga pernah diisolasi dan ditahan di bawah tanah selama berbulan-bulan. Selama hampir dua tahun penahanan, ia hanya diizinkan melakukan tujuh panggilan telepon dengan total 54 menit dengan keluarganya.
Kondisi kesehatan Glezmann menurun drastis selama penahanan. Istri Glezmann, Aleksandra, menyatakan bahwa suaminya menderita tumor jinak di wajah. Ia juga kehilangan penglihatan di satu mata dan mengalami luka serta bisul di tubuhnya.
Sementara itu, AS yakin Taliban menahan warga negaranya yang lain, Mahmood Habibi. Namun, Taliban masih menyangkal tuduhan ini.
"Kami bersyukur bahwa George akan segera bersatu kembali dengan keluarganya. Kami juga berterima kasih pada Utusan Khusus Boehler yang mengonfrontasi Taliban untuk memastikan keberadaan saudara saya. Saya percaya Trump juga akan berusaha membebaskan saudara saya," kata Ahmad Habibi, saudara Mahmood, dilansir CNN.