Tegang dengan Iran, AS Kirim Kapal Selam Tenaga Nuklir ke Timur Tengah

Jakarta, IDN Times - Pentagon Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (8/4/2023), mengumumkan bahwa angkatan lautnya telah mengirim kapal selam kelas Ohio ke perairan Timur Tengah. Kapal bertenaga nuklir itu telah berangkat melalui Terusan Suez.
Informasi seputar pengerahan kapal selam oleh Pentagon adalah pengungkapan yang langka. Itu dilakukan setelah AS dan Iran terlibat ketegangan. Bulan lalu, kontraktor militer AS terbunuh oleh serangan pesawat nirawak kelompok yang di dukung Iran di Suriah.
1. Kapal selam membawa 154 rudal Tomahawk

Juru bicara Timotius Hawkins mengatakan, kapal selam bertenaga nuklir AS diarahkan ke perairan Timur Tengah sebagai peringatan kepada Iran. Kapal selam itu dikerahkan ke Armada ke-5 AS yang memiliki patroli mencakup Selat Bab el-Mandeb, Laut Merah, dan Terusan Suez.
"Itu mampu membawa hingga 154 rudal jelajah serangan darat Tomahawk dan dikerahkan ke Armada ke-5 AS untuk membantu memastikan keamanan dan stabilitas maritim regional," kata Hawkins dikutip Fox News.
Rudal jelalah mampu mencapai target sejauh 2.500 kilometer. Kecepatan rudal Tomawak sekitar 880 km/h serta mampu membawa hulu ledak konvensional seberat 450 kilogram.
2. Kapal selam nuklir menambah daya tembak dan kemampuan bertahan
Kapal selam tenaga nuklir yang dikirim itu adalah USS Florida. Kapal tiba di wilayah tersebut pada Jumat yang sebelumnya transit di Terusan Suez. Sejauh ini, para pejabat AS tidak secara eksplisit menghubungkan penempatan kapal selam dengan ketegangan Iran.
Dalam pengakuannya, juru bicara Komando Pusat AS (CENTCOM), Joe Buccino, mengatakan bahwa USS Florida membuat mereka memiliki fleksibilitas tambahan, daya tembak, kemampuan bertahan, serta kesiapan dan kemampuan, kutip Al Monitor.
Kedatangan USS Florida di Timur Tengah juga mengikuti rentetan serangan roket yang diluncurkan dari Lebanon ke Israel dalam eskalasi paling mencolok sejak kedua pihak berperang terakhir pada 2006. Roket itu memicu serangan udara terbatas Israel terhadap Hamas sebagai tanggapan.
3. Ketegangan AS-Iran

Ketegangan AS-Iran meningkat sejak Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian 2015. Upaya memulihkan perjanjian itu oleh Presiden Joe Biden menemui jalan buntu. Ketegangan kedua negara memburuk setelah Teheran dituduh memasok pesawat nirawak ke Rusia.
Ketegangan paling baru antara AS-Iran, bulan lalu Washington melancarkan serangan udara terhadap pasukan yang didukung Iran di Suriah. Pemicunya adalah serangan sebelumnya yang dilakukan milisi pro-Iran yang menewaskan kontraktor militer AS, dikutip dari Associated Press.
AS, Inggris, dan Israel juga menuduh Iran menargetkan kapal tanker minyak dan kapal komersial yang lewat Selat Hormuz dalam beberapa bulan terakhir. Armada ke-5 yang kini mendapat penempatan kapal selam nuklir berpatroli di Selat Hormuz tersebut, jalur yang dilalui 20 persen semua transit minyak dunia.