Tiga Senator AS Blokir Pengiriman Jet Tempur F-35 ke Turki

Washington, IDN TIMES – Tiga senator AS pada hari Kamis (26/04/2018) memperkenalkan sebuah langkah yang bertujuan untuk menghadang pengiriman jet tempur F-35 Joint Strike Fighter ke Turki. Keputusan ini menjadi sebuah pertanyaan besar karena Turki merupakan salah satu negara anggota NATO, dan menjadi satu dari sembilan negara yang terlibat dalam produksi radar canggih dari pesawat F-35 tersebut, seperti yang dilansir dari Reuters.
1. Dua senator Republik dan satu Demokrat menjadi dalang utama

Tiga senator yang menjadi dalang utama pemblokiran pengiriman jet tempur F-35 ternyata berasal dari dua kubu yang biasanya saling berseteru dalam sistem pemerintahan Amerika Serikat. Terdapat dua senator yang berasal dari partai/kubu Republik, yaitu James Lankford and Thom Tillis, dan seorang senator Demokrat Jeanne Shaheen.
Ketiganya sepakat dan berhasil menemukan langkah untuk mengantisipasi upaya pengiriman jet tempur ketangan Turki. Hal ini disebabkan mereka melihat Turki sedang mengalami degradasi hubungan luar negeri bersama Amerika Serikat karena pemberian dukungan AS kepada militan Kurdi di Suriah.
Pemerintah Turki yang sedang melancarkan operasi pembersihan "teroris" Kurdi di wilayah Utara Suriah semenjak beberapa bulan lalu, terus mengkritik bantuan yang diberikan AS kepada Kurdi serta mengancam akan bertindak seperlunya apabila pasukan AS yang berada di Suriah berani menghalangi pergerakkan Turki.
2. Jalannya Pemerintahan Turki dianggap Sembrono dan mengabaikan hukum

Berdasarkan hasil penyelidikan dan survei yang mereka lakukan, tiga senator tersebut menyimpulkan bahwa Rancangan Undang-Undang (RUU) yang telah mereka tampilkan perlu ditanggapi serius dan secepatnya. Para senator tersebut tidak ingin pesawat jet tempur canggih F-35 sampai begitu saja di bawah komando Pemerintahan Presiden Erdogan yang menurut mereka "sembrono dan mengabaikan hukum".
Ketidakstabilan Turki di mata AS mulai terlihat dan terus bertambah kuat setelah terjadinya percobaan kudeta militer yang gagal pada bulan Juli 2016. Tepat setelah kegagalan kudeta, Presiden Erdogan secara bertahap mulai menuduh Amerika Serikat menjadi tokoh utama penyebab tragedi tersebut dan mulai mengambil langkah cukup drastis yang merugikan hubungan Turki-AS.
Dilansir dari Flight Global, dalam RUU tersebut nantinya Turki dilarang untuk menerima jet tempur F-35 serta membatasi bahkan memblokir negara itu untuk menjadi depot pemeliharaan pesawat F-35.
3. Militer Turki sudah memesan sekitar 100 pesawat F-35

Kedutaan Besar Turki di Washington maupun Pemerintahannya sampai sekarang masih belum mengeluarkan komentar mengenai usaha pemblokiran atau pembatalan pengiriman jet tempur Lockheed Martin F-35 Joint Strike Fighter dari 3 senator AS.
Meskipun muncul RUU yang mencoba menghadang pengiriman, Turki sebenarnya sudah memesan kurang lebih 100 jet tempur F-35 dan rencananya akan menerima satu buah jet itu pada tahun ini. Negara Turki menjadi satu dari sembilan negara yang terlibat dalam inovasi serta pengayaan teknologi tingkat tinggi, secara khusus radar, terhadap perkembangan F-35.
Selain itu, Turki yang merupakan negara NATO seharusnya memang diberi kesempatan untuk memegang teknologi atau barang jadi yang sudah dikembangkan bersama negara NATO lainnya tanpa ada pengecualian. Sekarang dengan munculnya upaya penghadangan pengiriman, masih tidak jelas jalan apa yang akan diambil Pemerintah Amerika Serikat untuk menghadapinya dan bagaimana konsekuensi yang akan datang nanti.