Trump: Serangan Iran ke Israel Tidak Akan Terjadi Jika Saya Presiden

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump angkat bicara terkait serangan ratusan drone dan rudal yang dilancarkan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) waktu setempat. Dalam pernyataan di platform media sosialnya Truth Social, Trump menegaskan serangan semacam itu tidak akan pernah terjadi jika dirinya masih menjabat presiden.
"Israel diserang, ini seharusnya tidak pernah dibiarkan terjadi. Ini tidak akan pernah terjadi jika saya menjadi Presiden!" tulis Trump, dikutip dari The Independent.
Namun pernyataan Trump itu menuai reaksi beragam, termasuk dari mantan penasihat keamanan nasionalnya sendiri, John Bolton, yang malah menyebut Trump sedang mengigau dan tidak punya ide untuk menangani masalah di Timur Tengah.
1. Trump post ulang ancaman lama ke Iran
Selain menyatakan serangan Iran tidak akan terjadi jika dirinya masih presiden, Trump juga mengunggah ulang pernyataan ancamannya ke Iran di Twitter pada 2018 silam. Dalam post lama yang ditujukan ke Presiden Iran saat itu, Rouhani, Trump menegaskan agar Iran tidak pernah mengancam AS atau akan menderita konsekuensi yang belum pernah terjadi dalam sejarah.
"Kami (AS) tidak akan lagi mentoleransi ancaman kekerasan dan kematian yang tidak masuk akal dari Anda. Hati-hati!" tulis Trump saat itu.
Post tersebut ditulis Trump saat ketegangan AS-Iran memanas menyusul ancaman Rouhani bahwa perang dengan Iran akan menjadi "ibu dari segala perang".
Dalam kampanye di Pennsylvania, Trump juga menyinggung serangan Iran, menyebutnya terjadi karena AS saat ini menunjukkan kelemahan yang tak terbayangkan dan juga mengklaim hal itu tidak akan terjadi jika dirinya berkuasa.
2. Kritikus Trump sebut dirinya mengigau
John Bolton, yang pernah menjadi penasihat keamanan nasional Gedung Putih di era Trump, memberikan pandangan berbeda terkait pernyataan mantan bosnya itu. Menurut Bolton yang kini menjadi pengkritik vokal Trump, mantan bosnya itu hanya mengigau tentang masalah ini dan tidak punya ide tentang apa yang harus dilakukan di Timur Tengah dalam situasi seperti saat ini.
"Saya pikir Trump hanya mengigau tentang poin ini," kata Bolton kepada CNN.
Namun, Bolton tidak hanya mengkritik Trump. Ia menilai baik Trump maupun Presiden AS saat ini, Joe Biden, sama-sama tidak memenuhi syarat dalam menghadapi ancaman besar Iran, yang tidak hanya membahayakan keamanan Israel tetapi juga AS.
Bolton mengkritik respons Biden yang malah mencoba membujuk Israel agar tidak membalas serangan Iran. Ia menegaskan AS harusnya berdiri bersama Israel untuk secara tegas menghadapi ancaman dari Iran.
3. Iran pertama kali serang Israel secara langsung

Serangan ratusan drone dan rudal yang dilancarkan Iran ke Israel pada Sabtu kemarin menandai eskalasi ketegangan di antara kedua negara yang telah bermusuhan selama puluhan tahun. Ini merupakan pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer langsung ke Israel.
Juru bicara militer Israel menyebut Iran menembakkan total lebih dari 300 drone, rudal balistik, dan rudal jelajah dalam serangan itu, namun mengklaim 99 persen berhasil dihadang.
Meski demikian, sebuah rudal dilaporkan menghantam kota Arab Badui di selatan Israel dan melukai seorang gadis kecil. Serangan ini terjadi kurang dari dua minggu setelah serangan udara Israel yang menewaskan dua jenderal Iran di sebuah gedung konsulat Iran di Suriah.
Sementara itu, Biden menyatakan, pasukannya membantu Israel menjatuhkan hampir semua drone dan rudal Iran, serta berjanji mengumpulkan sekutu untuk respons bersama.