Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Tegaskan Tidak Akan Maju Lagi jika Kalah di Pilpres 2024

Bendera AS (unsplash.com/Ben White)
Intinya sih...
  • Donald Trump tidak akan mencalonkan diri lagi jika kalah dalam pilpres 2024.
  • Trump menghadapi persaingan sengit dengan Kamala Harris di negara bagian kunci.
  • Harris menjadikan pilpres 2024 sebagai momen penting bagi demokrasi AS.

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengungkapkan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri lagi untuk keempat kalinya jika gagal dalam pemilihan presiden (pilpres) pada 5 November 2024. Dalam sebuah wawancara yang dirilis pada Minggu (22/9/2024), Trump mengatakan bahwa jika ia kalah, "itu sudah cukup."

Saat ditanya apakah ia berencana maju lagi dalam empat tahun jika tidak berhasil dalam upaya ketiganya untuk kembali ke Gedung Putih, pria berusia 78 tahun ini menegaskan bahwa ia tidak melihat kemungkinan tersebut.

"Saya rasa itu akan menjadi akhir. Saya tidak melihat itu akan terjadi sama sekali," ujar Trump dalam program "Full Measure" yang dipandu oleh Sharyl Attkisson, dikutip dari Reuters.

1. Persaingan ketat Trump dengan Kamala Harris

Dilansir dari The Economic Times, Trump menghadapi persaingan sengit melawan Wakil Presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Berdasarkan jajak pendapat, keduanya bersaing ketat di negara bagian kunci yang diperkirakan akan menjadi penentu kemenangan. Meskipun demikian, Harris mulai sedikit unggul dalam beberapa survei nasional.

Trump, yang pertama kali mengumumkan pencalonannya untuk pilpres 2020 pada hari ia dilantik pada tahun 2017, telah mengumumkan upaya terbarunya untuk kembali ke Gedung Putih pada November 2022. Namun, berbagai tuduhan terhadap Trump terkait hasil pemilu 2020 masih menjadi bayang-bayang di tengah kampanye pilpres kali ini.

2. Tuduhan kecurangan pemilu 2020

Trump terus mengklaim bahwa kekalahannya pada pemilu 2020 dari Presiden Demokrat Joe Biden disebabkan oleh kecurangan pemilu yang meluas. Tuduhan ini telah memicu dakwaan kriminal federal dan negara bagian atas upaya Trump untuk membatalkan hasil pemilu tersebut. Meskipun demikian, Trump terus membantah segala tuduhan dan menyebutnya sebagai serangan politik yang bertujuan menjatuhkan dirinya.

Dalam beberapa pernyataan, Trump juga semakin menggunakan retorika distopian jika ia kembali kalah pada pilpres 2024. Ia bahkan mengaitkan tuduhan terhadap dirinya dengan kepentingan politik lawan, yang dianggapnya berupaya menjegal peluangnya untuk kembali menjadi presiden.

3. Fokus kampanye Kamala Harris

Sementara itu, Kamala Harris, yang berusia 59 tahun, menganggap pilpres 2024 sebagai momen penting bagi demokrasi Amerika Serikat. Dalam kampanyenya, Harris berusaha mengarahkan fokus publik pada isu-isu ekonomi, seperti biaya hidup dan perumahan yang semakin tinggi, yang menjadi perhatian utama banyak keluarga di AS.

Meski demikian, Harris juga tidak ragu untuk menyoroti pentingnya menjaga demokrasi di tengah gejolak politik yang terjadi. Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan bahwa pemilihan ini bukan hanya tentang kebijakan ekonomi, tetapi juga tentang mempertahankan prinsip-prinsip dasar demokrasi AS di tengah tantangan politik yang terus berkembang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sanggar Sukma
EditorSanggar Sukma
Follow Us