Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Usai Pakistan Setujui Hibah Rp1,3 T, Aksi Demo Dibatalkan di Kashmir

Ilustrasi bendera Pakistan. (unsplash.com/Abuzar Xheikh)

Jakarta, IDN Times - Aliansi hak-hak sipil di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan membatalkan aksi protesnya pada Selasa (14/5/2024), setelah beberapa hari terjadi bentrokan terkait inflasi.

Ini terjadi sehari setelah Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyetujui hibah sebesar 24 miliar rupee (Rp1,3 triliun) untuk membantu memenuhi sebagian besar tuntutan mereka, termasuk subsidi harga tepung dan listrik.

Pernyataan itu disampaikan oleh ketua aliansi tersebut, Shaukat Nawaz Mir, di Muzaffarabad, ibu kota wilayah Himalaya.

"Pemerintah telah menerima semua tuntutan kami," ujarnya, seraya menyerukan kepada para pengunjuk rasa untuk kembali ke rumah dan tempat usaha mereka, dikutip dari The Straits Times.

1. Demonstrasi yang terjadi beberapa hari ini menelan 4 korban jiwa

Protes terhadap kenaikan harga meletus pada pekan lalu, dan dengan cepat berubah menjadi kekerasan. Pihak berwenang setempat melaporkan, sebanyak empat orang, termasuk seorang petugas polisi, tewas dalam bentrokan itu. Lebih dari 100 polisi terluka.

Mir juga menuntut pemerintah memberikan kompensasi finansial kepada keluarga korban yang tewas dalam kekerasan itu. Para pengunjuk rasa tewas pada Senin, setelah pasukan paramiliter menggunakan gas air mata dan melepaskan tembakan ketika mereka diserang.

Dilaporkan, bahwa hingga Senin, sebagian besar bisnis dan transportasi tetap tutup selama lima hari berturut-turut.

2. Ini respons pemerintah Kashmir

Perdana Menteri Kashmir yang dikelola Pakistan, Chaudhry Anwarul Haq, mengatakan pada Senin bahwa pihaknya telah menurukan harga tepung dan listrik. Dana dari Pakistan akan ditujukan untuk membantu memperluas subsidi di wilayah tersebut.

"Ini adalah pengaturan permanen," ungkapnya.

Tarif subsidi untuk 40 kg tepung akan turun dari 3.100 rupee (Rp179 ribu) menjadi 2.000 rupee (Rp115 ribu). Krisis ekonomi di Kashmir yang dikuasai Pakistan, mencerminkan permasalahan yang lebih luas di negara itu.

Tahun lalu, tingkat inflasi bulanan Pakistan mencapai 40 persen, dan melambat menjadi 17,3 persen pada April, di bawah perkiraan pemerintah bahwa akan ada perbaikan dalam prospek ekonomi negara tersebut dalam beberapa bulan mendatang.

Aksi-aksi protes yang berlangsung di wilayah tersebut bertepatan dengan kunjungan misi Dana Moneter Internasional (IMF), guna menegosiasikan pinjaman jangka panjang yang baru dengan Islamabad.

IMF telah memperingatkan bahwa ketegangan sosial yang dipicu oleh tingginya biaya hidup, dapat membebani implementasi kebijakan, dan menambahkan bahwa selisih fiskal dapat menjadi tantangan bagi pemerintah.

3. Demonstrasi pertama dengan massa yang besar

Ilustrasi peta Pakistan. (pexels.com/Lara Jameson)

Di masa lalu, Islamabad dan Kashmir yang dikuasai Pakistan telah menyaksikan aksi demonstrasi yang menentang kenaikan harga. Namun, demonstrasi kali ini dinilai sebagai yang pertama kalinya untuk orang-orang turun ke jalan di wilayah tersebut dengan jumlah massa yang sangat besar.

Kashmir terbagi antara India dan Pakistan, di mana keduanya mengklaim seluruh wilayah. Kedua negara yang memiliki senjata nuklir ini telah terlibat dalam 2 dari 3 perang sejak 1947 karena saling memperebutkan wilayah itu.

Pada 2003, kedua negara akhirnya menyepakati gencatan senjata yang sebagian besar berhasil dipertahankan, kendati kerap kali terjadi bentrokan di antara keduanya, dilansir Associated Press.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us