Vandalisme di Inggris Rusak 85 Kuburan Muslim

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Inggris meluncurkan penyelidikan terhadap perusakan 85 kuburan Muslim di Pemakaman Carpenders Park Lawn, Watford, pada Selasa (15/4/2025). Insiden ini dianggap sebagai tindakan kejahatan bermotif Islamofobia.
Kasus vandalisme tersebut dilaporkan pada Minggu (13/4/2025). Polisi mengatakan bahwa sebagian besar kerusakan terjadi pada kuburan bayi dan anak kecil. Petugas telah meningkatkan patroli di wilayah tersebut, dan meminta para saksi atau siapa pun yang memiliki informasi untuk melapor.
Inspektur Will Rogers-Overy mengatakan, para petugas senior bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk mendukung keluarga yang terdampak.
“Dalam beberapa hari mendatang, kami akan berinteraksi lebih jauh dengan komunitas Muslim, yang paling terdampak kejahatan mengerikan ini,” ujarnya.
1. Penanda makam dicabut dari tanah
Meski berlokasi di Watford, Pemakaman Carpenders Park Lawn dimiliki dan dikelola oleh Dewan Brent. Foto-foto menunjukkan sejumlah plakat dicabut dari tanah dan dicampakkan di sekitar area tersebut.
Wadi Funeralcare, layanan pemakaman di wilayah tersebut, menggambarkan perusakan tersebut sebagai hal yang sangat menyakitkan. Pihaknya mengatakan bahwa beberapa makam menjadi sasaran perlakuan tidak hormat yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Kepala Inspektur, Jon Simpson, mengatakan bahwa pihak kepolisian telah mempertimbangkan berbagai kemungkinan terkait motif perusakan tersebut, dan berhati-hati dalam menyampaikan informasi kepada publik.
“Namun, setelah penyelidikan kami berkembang, kami kini yakin bahwa ini merupakan tindakan yang bermotif keagamaan,” katanya, dikutip dari BBC.
2. Pejabat janji akan perbaiki kuburan yang rusak
Pemimpin Dewan Brent, Muhammad Butt, turut mengecam insiden tersebut. Ia menduga tindakan kejahatan itu didorong oleh sentimen Islamofobia.
"Pikiran dan doa kami bersama keluarga mereka yang makamnya dirusak. Kami akan mengganti plakat nama yang rusak dan memulihkan area pemakaman ini menjadi tempat yang damai dan penuh penghormatan begitu penyelidikan polisi selesai," katanya.
Anggota dewan Konservatif, Abbas Merali, juga menggambarkan aksi vandalisme tersebut sebagai tindakan biadab. Ia mengatakan bahwa insiden itu telah menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga yang sedang berduka maupun seluruh komunitas, dilansir dari Anadolu.
3. Keluarga korban kritik kurangnya komunikasi dari pejabat setempat
Dilansir dari The New Arab, Alicia Hussain membenarkan bahwa makam putrinya merupakan salah satu yang terdampak oleh aksi vandalisme. Ia menyebut kejadian itu sebagai tindakan yang kejam dan sangat melukai perasaan keluarga.
“Saya baru mengetahui melalui media sosial, bukan dari komunikasi resmi, bahwa makam-makam bayi telah dirusak di Pemakaman Carpenders Park. Betapa terkejutnya saya ketika tiba dan melihat makam putri saya, serta makam-makam bayi lainnya, telah dipasangi garis polisi,” katanya melalui pernyataan yang disampaikan kepada pihak penyedia layanan pemakaman.
Hussain mengungkapkan bahwa insiden itu terjadi pada Kamis (10/4/2025), namun dirinya tidak menerima informasi resmi mengenai kejadian itu dan justru mengetahuinya lewat media sosial.
“Orang tua yang sedang berduka pantas mendapatkan perlakuan yang lebih baik,” ujarnya, menyinggung kurangnya komunikasi dari Dewan Brent.