Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diskriminatif, Wanita Tiongkok ini Gagal Jadi Guru karena Pendek

ilustrasi/hanchiangnews.com

Beijing, IDN Times - Li harus mengubur mimpinya dalam-dalam untuk menjadi seorang guru. Bukan karena ia tidak mampu. Ia gagal memenuhi syarat untuk menjadi seorang guru karena dinilai terlalu pendek. Duh!

1. Sebelum kelulusan, Li diberitahu jika ia tidak bisa menjadi seorang guru karena memiliki tinggi badan hanya 140 cm

ilustrasi/hanchiangnews.com

Li dinilai tidak memenuhi syarat karena memiliki tinggi di bawah 150 cm. Li adalah seorang mahasiswi jurusan bahasa Inggris dan sedang menjalankan tahun terakhirnya di Shaanxi Normal University. Namun sayangnya, hingga Mei, tidak lama sebelum kelulusan ia diberitahu jika ia tidak bisa memenuhi syarat sebagai seorang guru. 

2. Li sudah lulus jurusan Bahasa Inggris. Namun ia tidak bisa mendapatkan sertifikat mengajar karena postur tubuhnya itu. 

bbc.com

Di Provinsi Shaanxi utara, pria harus lebih tinggi dari 155 cm dan wanita harus lebih dari 150 cm untuk mendapatkan sertifikat kualifikasi mengajar. Mereka yang ingin mengajar anak-anak dapat mengajukan akreditasi khusus jika memiliki tinggi 5 cm lebih pendek dari syarat yang ada.

Yang menjadi masalah, Li hanya memiliki tinggi 140 cm. Itu artinya, Li tidak memenuhi syarat itu. Dia tidak bisa mengajukan akreditasi karena kekurangan tingginya lebih dari 5 cm. 

3. Masalah yang dialami Li menjadi trending topic di situs sosial media Tiongkok, Weibo

lepetitjournal.com

Li pun merasa terkejut. Karena selama empat tahun mengenyam pendidikan, tidak ada yang memperhatikan jika sertifikat kualifikasi guru memiliki batas ketinggian. 

Hingga saat ini pihak universitas belum memberikan tanggapan atas masalah ini. Namun di Tiongkok, Shaanxi bukan satu-satunya provinsi dengan pembatasan tinggi. Banyak daerah memiliki aturan yang sama, dengan alasan guru harus cukup tinggi untuk mencapai papan tulis. Memang aturan ini menuai banyak kritik. Beberapa daerah seperti Sichuan, Jiangxi dan Guangxi mencabut pembatasan itu. 

Kasus yang dialami Li ini menjadi trending topic di situs media sosial Tiongkok, Weibo. Banyak yang merasa simpati dan menilai kemampuan mengajar harus lebih dihargai ketimbang kondisi fisik. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Agustin Fatimah
EditorAgustin Fatimah
Follow Us