Warga Lithuania Demo karena Partai Anti Yahudi Masuk Pemerintahan

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Lithuania, pada Kamis (14/11/2024), mengadakan demonstrasi menolak masuknya Partai Nemunas Dawn dalam koalisi pemerintahan. Penolakan ini disebabkan pemimpinnya, Remigijus Zemaitaitis, sedang diinvestigasi dugaan kasus antisemitisme.
Pada Selasa (12/11/2024), Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengkritisi Partai Sosial Demokrat yang memasukkan Partai Nemunas Dawn dalam pemerintahan. Ia menilai bahwa terdapat kesalahan atas pemasukan partai tersebut dan berjanji akan menolak menteri dari partai itu.
1. Sebanyak 5 ribu warga hadir dalam demonstrasi di Vilnius
Demonstrasi ini dihadiri sekitar 5 ribu orang yang berkumpul di luar gedung parlemen di ibu kota Vilnius. Mereka menilai Zemaitaitis sudah mencoreng citra Lithuania dalam komunitas internasional akibat pernyataan antisemitisme.
Aksi ini diinisiasi oleh pengacara dan penulis, Justinas Zilinskas, beserta beberapa aktivis di negara Baltik tersebut. Mereka mengaku tidak menolak hasil pemilu, tapi hanya ingin Partai Nemunas Dawn tidak dimasukkan dalam pemerintahan.
"Kami mengadakan pertemuan untuk menunjukkan bahwa rakyat yang percaya harus ada garis merah dan sebuah kriteria baik dalam politik. Salah satunya adalah tidak boleh ada toleransi terhadap antisemitisme," terangnya, dikutip LRT.
Sementara itu, sebanyak 400 orang berkumpul di Kaunas untuk ikut dalam demonstrasi ini. Salah seorang demonstran mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ikut dalam demo sejak era Uni Soviet. Ia menyebut Uni Soviet memiliki tendensi anti-Semit.
2. Zemaitaitis dituduh anti-Semit hanya karena mengkritisi Israel
Zemaitaitis dituding anti-Semit karena pernah mengkritisi pemerintah Israel lewat unggahan di Facebook pada Mei dan Juni 2023. Pada September, ia mundur dari jabatannya di parlemen menyusul investigasi terkait dugaan rasisme kepada etnis Yahudi.
"Rupanya terdapat binatang di dunia ini selain Presiden Rusia Vladimir Putin, yakni Israel, yang menghancurkan sekolah yang didanai oleh Uni Eropa di Tepi Barat. Apa lagi yang perlu terjadi untuk Israel agar menyadari bahwa provokasi seperti ini hanya akan menciptakan kemarahan terhadap Yahudi dan rakyatnya," tulisnya.
Sementara pada Juni, Zemaitaitis mengomentari terkait dimulainya deportasi paksa warga Lithuania oleh Uni Soviet. Ia mengingatkan, rakyat Lithuania tidak boleh lupa soal peran Yahudi dan Rusia yang berusaha merusak negaranya.
3. Zemaitaitis bantah sebarkan kebencian kepada etnis Yahudi
Pada Senin (11/11/2024), Zemaitaitis mengatakan bahwa pernyataannya bukan bermaksud menghina atau menyebarkan kebencian terhadap etnis Yahudi. Namun, ia hanya mengkritisi kekejaman yang dilakukan pemerintah Israel kepada rakyat Palestina.
"Saya sendiri memastikan bahwa ini bukanlah sebuah kasus dan tidak pernah menjadi kasus besar. Saya sendiri menghargai perbedaan suku bangsa yang berkontribusi pada keberlanjutan Lithuania menjadi sebuah negara yang lebih baik," terangnya.
"Saya mempercayai bahwa kesetaraan dari seluruh manusia dan menghargai identitas seseorang. Saya di sini hanya mengkritisi aksi Israel di Palestina yang juga dikritisi oleh sejumlah pemimpin di seluruh dunia. Saya juga mengkritisi aksi KGB di Lithuania pasca-perang," tambahnya.
Ia mengklaim bahwa pernyataan ini disalahgunakan oleh oposisi untuk menyebarkan kontroversi terhadap dirinya dan partainya. Komentar tersebut dimanfaatkan oleh lawannya untuk memperoleh simpati warga dan menolaknya.