Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WHO Siapkan Bantuan Pasokan Medis untuk Gempa Myanmar

Ilustrasi bantuan pasokan medis dari WHO. (x.com/Tedros Adhanom Ghebreyesus)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memobilisasi pusat logistiknya di Dubai untuk menyiapkan pasokan penanganan cedera trauma setelah gempa besar menghantam Myanmar pada 28 Maret 2025.

"WHO mengoordinasikan respons terhadap gempa bumi dari kantor pusatnya di Jenewa. Kami melihat ini sebagai peristiwa besar dengan ancaman yang sangat serius bagi kehidupan dan kesehatan," kata juru bicara WHO, Margaret Harris.

"Kami telah mengaktifkan pusat logistik kami untuk mencari secara khusus persediaan trauma dan barang-barang seperti fiksator eksternal karena kami perkirakan akan ada banyak sekali cedera yang perlu ditangani," tambahnya, dikutip dari The Strait Times pada Sabtu (29/3/2025).

1. WHO berjibaku dengan infrastruktur kesehatan yang hancur akibat gempa

Harris mengatakan, WHO juga akan berkonsentrasi untuk mendapat obat-obatan penting, sementara infrastruktur kesehatan di Myanmar sendiri masih mengalami kerusakan. Belajar dari pengalaman sebelumnya saat gempa bumi Turki-Suriah pada 2023, pihaknya telah mengerti apa yang perlu dikirimkan terlebih dahulu. 

Badan Kesehatan PBB telah memiliki sel khusus untuk menangani Myanmar, dan sebelumnya telah melakukan penilaian dalam beberapa minggu terakhir tentang cara terbaik untuk mengirimkan pasokan ke Myanmar. Pihaknya membutuhkan informasi dari lapangan untuk mengetahui situasi terkini di negara itu.

2. Para korban gempa Myanmar memerlukan pertolongan segera

Sementara itu, lembaga amal medis Doctors Without Borders (MSF) menyerukan akses cepat ke daerah yang terdampak dan persetujuan tepat waktu untuk suplai dan personel.

"Staf medis dan kemanusiaan MSF di Myanmar dan negara-negara tetangga siap untuk merespons kebutuhan mendesak masyarakat yang terkena dampak dalam skala besar, setelah pihak berwenang memfasilitasi akses yang cepat dan tanpa hambatan bagi tim untuk melakukan penilaian dan memberikan perawatan medis," kata lembaga tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Kemampuan untuk mengerahkan tim penilaian, dan idealnya tim bedah sangat penting pada jam-jam dan hari-hari pertama setelah gempa bumi, guna memberikan perawatan bedah yang dapat menyelamatkan nyawa bagi para korban," sambungnya.

Menurut MSF, mengingat gempa berkekuatan magnitudo 7,7 dan dampaknya terhadap masyarakat bisa sangat menghancurkan, terutama bagi mereka yang membutuhkan pertolongan segera untuk luka trauma.

3. Situasi terkini di Myamar setelah gempa

BBC melaporkan, lebih dari 1.600 orang tewas setelah gempa bumi dahsyat di Myanmar. Bencana tersebut telah meratakan sebagian besar Mandalay, yakni kota terbesar kedua yang merupakan rumah bagi sekitar 1,5 juta orang.

Kurangnya peralatan, jaringan komunikasi yang buruk, serta jalan dan jembatan yang rusak telah menghambat pencarian para korban. Bahkan, banyak dari mereka terpaksa menggali reruntuhan untuk mencari korban selamat dengan tangan kosong.

Upaya penyelamatan telah dilakukan sejak hari pertama gempa dan bantuan internasional telah masuk ke Myanmar. Namun, bantuan belum mencapai daerah yang paling parah terdampak.

Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, retakan dan distorsi permukaan jalan raya utama antara kota terbesar Yangon, ibu kota Nay Pyi Taw, dan Mandalay telah menyebabkan gangguan transportasi yang parah.

"Kelangkaan pasokan medis yang parah menghambat upaya tanggap darurat, termasuk peralatan trauma, kantong darah, obat bius, obat-obatan penting, dan tenda untuk petugas kesehatan," kata OCHA.

Junta militer memperkirakan jumlah bangunan yang rusak di wilayah Mandalay mencapai lebih dari 1.500. Pemadaman listrik telah memperburuk situasi. Pemulihan listrik diperkirakan memakan waktu berhari-hari.

Myanmar juga telah berupaya untuk melanjutkan operasi dan sebuah rumah sakit sementara, kamp bantuan medis, dan tempat penampungan telah didirikan di sana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us