6 Hal Unik saat Ramadan yang Pengaruhi Pola Konsumsi Masyarakat

Ramadan adalah bulan suci yang dinantikan oleh umat muslim di seluruh dunia. Selain sebagai waktu untuk meningkatkan spiritualitas, Ramadan juga membawa perubahan signifikan dalam pola hidup sehari-hari, termasuk kebiasaan makan dan belanja.
Kamu mungkin sudah familier dengan beberapa tradisi seperti buka puasa bersama atau sahur, tapi tahukah kamu bahwa Ramadan juga punya pengaruh besar pada pola konsumsi masyarakat? Yuk, simak beberapa hal unik selama Ramadan yang memengaruhi cara kita berbelanja dan mengonsumsi makanan!
1. Peningkatan konsumsi makanan setelah berbuka puasa

Meskipun Ramadan identik dengan puasa, ironisnya, konsumsi makanan justru meningkat drastis selama bulan ini. Banyak keluarga mengubah pola makan mereka dan cenderung membeli lebih banyak makanan dibandingkan dengan bulan lainnya.
Menurut penelitian, konsumsi makanan selama Ramadan dapat meningkat 50-100 persen, dengan 83 persen keluarga mengubah kebiasaan konsumsi mereka. Hal ini terjadi karena dorongan untuk berbuka dengan hidangan yang lebih beragam dan berlimpah setelah seharian menahan lapar dan haus.
2. Lonjakan permintaan produk tertentu

Beberapa jenis makanan mengalami peningkatan konsumsi yang signifikan selama Ramadan. Misalnya, konsumsi roti naik 63 persen, ayam 66,5 persen, dan buah kering 25 persen.
Produk susu seperti yogurt juga mengalami lonjakan permintaan, karena banyak orang memilihnya sebagai bagian dari sahur untuk membantu pencernaan dan mengurangi rasa haus keesokan harinya. Data menunjukkan bahwa selama Ramadan, penjualan makanan meningkat drastis, bahkan beberapa produk mengalami permintaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan bulan lainnya.
3. Perubahan pola belanja dan promosi besar-besaran

Para peritel dan supermarket mulai mempersiapkan stok mereka jauh sebelum Ramadan tiba. Hipermarket dan supermarket sering kali memperpanjang jam operasional hingga tengah malam, menyesuaikan diri dengan kebiasaan belanja masyarakat yang berubah.
Selain itu, promosi besar-besaran juga menjadi strategi utama bagi bisnis makanan dan minuman. Iklan produk makanan dan minuman meningkat pesat selama bulan ini, mencerminkan peningkatan kebutuhan masyarakat.
4. Kebiasaan makan di luar dan layanan pengiriman meningkat

Selama Ramadan, banyak orang memilih berbuka puasa di luar rumah, baik bersama keluarga maupun teman. Di beberapa negara seperti Uni Emirat Arab (UAE) dan Mesir, 46 persen orang lebih memilih berbuka di restoran setidaknya sekali seminggu, sementara 26 persen lainnya sering memesan makanan untuk diantar ke rumah, terutama di paruh kedua Ramadan.
Selain itu, sekitar 78 persen masyarakat berencana untuk makan sahur di kafe, menunjukkan bagaimana sektor restoran dan perhotelan mengalami peningkatan pesat selama bulan ini.
5. Produktivitas kerja menurun

Salah satu dampak unik Ramadan adalah penurunan produktivitas kerja. Studi menunjukkan bahwa selama bulan ini, produktivitas bisa turun antara 35-50 persen karena jam kerja yang lebih pendek dan berkurangnya fokus akibat berpuasa.
Banyak bisnis dan perusahaan menyesuaikan jam operasional mereka untuk mengakomodasi ritme kerja yang lebih santai. Di sisi lain, meskipun produktivitas menurun, bisnis di sektor makanan dan perhotelan justru mengalami peningkatan yang signifikan.
6. Peningkatan limbah makanan

Sayangnya, Ramadan juga diiringi dengan peningkatan limbah makanan. Di Mesir, dilaporkan bahwa sekitar 60 persen makanan yang dibeli selama bulan ini akhirnya terbuang sia-sia.
Hal ini tentu berlawanan dengan nilai-nilai Ramadan yang mengajarkan kesederhanaan dan berbagi. Pemborosan makanan yang tinggi terjadi karena dorongan untuk membeli dalam jumlah besar, sering kali melebihi kebutuhan sebenarnya.
Ramadan membawa perubahan besar dalam pola konsumsi masyarakat. Dari peningkatan konsumsi makanan, perubahan pola belanja, hingga kebiasaan makan di luar, semuanya mencerminkan bagaimana bulan suci ini memengaruhi aspek ekonomi dan sosial.
Meski demikian, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara menikmati momen Ramadan dan menghindari pemborosan, agar semangat bulan ini tetap terjaga sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan.