5 Fakta Penangkapan Buron Paling Dicari Thailand, Bunuh Polisi

Jakarta, IDN Times - Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri menangkap buronan paling dicari Thailand, Chaowalit Thongduang (37). Gangster Thailand itu berhasil kabur dan tinggal di Indonesia selama tujuh bulan.
Kadiv Hubinter Polri, Irjen Krishna Murti, mengatakan Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit memerintahkan langsung penangkapan Chaowalit Thongduang.
"Kami mendapatkan perintah dari Bapak Kapolri dan berkoordinasi dengan pihak Thailand, betapa seriusnya tersangka yang dihadapi, gangster kelas satu melarikan diri dari lapas selama tujuh bulan berada di Indonesia," kata Krishna di Mabes Polri, Minggu (2/6/2024).
Berikut lima fakta penangkapan Chaowalit Thongduang.
1. Chaowalit Thongduang diduga membunuh polisi dan tembak hakim

Chaowalit diduga melakukan sejumlah kejahatan hingga akhirnya berhasil melarikan diri ke Indonesia pada 8 Desember 2023. Sehingga, menjadi tekanan bagi aparatur penegak hukum di Thailand.
“Dengan membunuh polisi dan menembak anggota kehakiman,” ujar Krishna.
2. Chaowalit Thongduang masuk ke Indonesia menggunakan kapal cepat

Chaowalit buron ke Indonesia dengan cara menempuh jalur laut menggunakan kapal cepat dari Thailand menuju Pantai Kermak Aceh Tamian selama 17 jam. Sesampainya di Indonesia, Chaowalit bertemu warga negara Indonesia (WNI) berinisial FS untuk membantu pelariannya.
"Ada WNI inisial FS yang sebelumnya sudah dikenalkan di Thailand untuk membantu buronan membuat identitas palsu sebagai WNI dengan nama Sulaiman. Identitas palsu tersebut berupa KTP, KK, dan akte kelahiran, sebagai penduduk Aceh Timur," kata Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada, dalam kesempatan yang sama.
3. Polri periksa delapan WNI yang membantu pelarian Chaowalit

Dalam kasus pelarian Chaowalit, Polri turut memeriksa delapan orang WNI sebagai saksi. Mereka diduga terlibat dalam pelarian Chaowalit.
"Ada delapan WNI yang memiliki keterkaitan dengan pelarian dan pemalsuan indentitas serta cara bagaimana buronan bertahan hidup selama berada di Indonesia. Sebanyak delapan orang tersebut ada yang berporfesi sebagai driver ojek online, sopir taksi, agen pengiriman uang, pemilik jasa sewa kapal, dan juga teman buronan selama dalam pelarian di Indonesia," ujar Khrisna.
4. Polri minta Thailand barter Chaowalit dengan Fredy Pratama

Dirnarkoba Bareskrim, Brigjen Pol Mukhti Juharsa, mengatakan penangkapan Chaowalit menjadi nilai barter dengan buronan Indonesia di Thailand, Fredy Pratama, yang hingga saat ini berada di sana dan belum tertangkap.
"Kami kan join ini. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas dong. Kami minta juga demikian dong. Dia kan gembong besar, Fredi juga gembong besar. Ya, saling tukar saja barter. Itu yang kami inginkan," kata Mukhti dalam kesempatan yang sama.
5. Thailand menyepakati barter Chaowalit dengan Fredy Pratama

Mukhti menjelaskan, permintaan barter itu sudah disampaikan kepada pihak Thailand. Dia menyebut, negosiasi itu sudah disepakati agar Fredy Pratama yang berada di hutan Thailand segera ditangkap dan diserahkan ke Indonesia.
"Insya Allah sudah (disepakati)," ujar Mukhti.