5 Menteri Prabowo yang Terbaik dan Terburuk, Siapa Saja?

- CELIOS memberikan penilaian kinerja menteri Kabinet Merah Putih dengan metode survei expert judgment.
- Limabelas menteri dinilai, di antaranya Nasaruddin Umar mendapat nilai tinggi dan Meutya Hafid disorot pengangkatan buzzer.
- Prabowo dan Gibran mendapat skor rendah dalam 100 hari pertama pemerintahan, dengan kebijakan kontroversial yang disoroti.
Jakarta, IDN Times - Organisasi Centre of Economic and Law Studies (CELIOS) memberikan penilaian bagi menteri-menteri Kabinet Merah Putih yang dipimpin Prabowo Subianto. Penilaian yang dilakukan dengan survei tersebut digelar jelang memasuki 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran.
Metode survei yang digunakan oleh CELIOS berbeda dengan survei yang dilakukan pihak lainnya, seperti Litbang Kompas atau lembaga survei. Survei dilakukan oleh CELIOS dengan menggunakan metodologi expert judgment.
Selain itu, mereka juga melibatkan panel juri yang terdiri dari para jurnalis yang memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah. Studi ini melibatkan 95 jurnalis dari 44 lembaga pers di Indonesia.
"Para jurnalis dipilih (sebagai responden) karena mereka memiliki akses langsung dan kemampuan untuk melaporkan secara objektif, terperinci dan kritis tentang kebijakan pemerintah dan implementasinya," ujar Direktur Kebijakan CELIOS, Media Wahyudi Askar, yang dikutip dari YouTube, Rabu (22/1/2025).
Adapun lima menteri dengan nilai rapor hijau jelang 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran yaitu Nasaruddin Umar (Menteri Agama), Meutya Hafid (Menteri Komunikasi dan Digital), Abdul Mu'ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah), Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan), dan Yassierli (Menteri Ketenagakerjaan).
Apa dasar penilaian CELIOS menetapkan nama-nama menteri itu memiliki rapor merah atau hijau?
1. Daftar lima menteri yang terbaik

Media menjelaskan, evaluasi menteri-menteri menggunakan sistem skoring yang mencakup rentang nilai negatif hingga positif. Nasaruddin ada di posisi teratas dan mendapatkan respons positif dari para responden.
"Nasaruddin Umar memperoleh nilai mendekati 100, ini mencerminkan tingginya skor yang diterima terkait kebijakan di sektor agama," ujar Media.
IDN Times pun bertanya alasan Meutya Hafid masuk ke dalam daftar menteri dengan kinerja baik di 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebab, ia baru-baru ini disorot lantaran melantik pendengung Jokowi, Rudi Sutanto, sebagai staf khusus.
CELIOS, kata Media, turut menyoroti pengangkatan Rudi Sutanto sebagai stafsus. Namun, hasil panelis juri menunjukkan kinerja Meutya di 100 hari pertama terlihat menonjol.
Meskipun belakangan ia disorot lantaran membawa masuk pendengung di media sosial. Apalagi Meutya beralasan tidak tahu bahwa Rudi Sutanto dan Rudi Valinka adalah orang yang sama.
2. Daftar lima menteri yang terburuk

Sementara, daftar lima menteri dengan kinerja buruk dalam 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran yaitu Natalius Pigai (Menteri HAM), Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi), Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM), Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan), dan Yandri Susanto (Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi).
"Natalius Pigai meraih skor evaluasi terendah. Nilainya mendekati -150," demikian isi laporan CELIOS.
Menurut Media, skor terendah yang diberikan bagi Natalius mengindikasikan adanya kritik yang signifikan terhadap kebijakan di bidang HAM. Hal itu disebabkan karena beragam kontroversi atau kurangnya terobosan yang dilakukan," kata Direktur Kebijakan CELIOS, Media Wahyudi Askar.
3. Prabowo diberi skor 5, Gibran dapat skor 3

Hasil survei yang dilakukan CELIOS memberikan skor 5 dari 10 bagi kinerja Prabowo di 100 hari pertamanya sebagai presiden. Sedangkan, kinerja Gibran dinilai lebih buruk yakni mendapat skor 3 dari 10 dalam 100 hari kinerjanya.
CELIOS juga mencatat hal-hal positif selama 100 hari Prabowo memimpin. Mulai dari penurunan biaya haji, komunikasi ke publik cukup cepat, pembatalan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen hingga membagikan makan bergizi gratis. Tetapi, poin negatif pemerintahan Prabowo, kata Media, juga tak kalah banyak.
"Sebab, Prabowo membentuk kabinet yang terlalu besar sehingga mengurangi efisiensi pemerintahan. Selain itu, ada kebijakan-kebijakan yang problematik," kata Media.
Deretan kebijakan Prabowo yang dinilai problematik mulai dari pembangunan lumbung pangan (food estate), pengampunan pajak hingga distribusi makan bergizi gratis yang dinilai sentralistik. "Pemerintahan Prabowo juga diwarnai sejumlah blunder seperti amnesti politik. Prabowo juga dinilai belum bisa lepas dari bayang-bayang Jokowi," tutur dia.
Sementara, Gibran diberi rapor lebih merah dari Prabowo. Responden CELIOS rata-rata memberikan skor 3 dari 10 bagi kinerja putra sulung Presiden ke-7 Joko "Jokowi" Widodo itu.
"Jadi, ini sangat buruk sekali respons dari para panel. Bahkan, di penilaiannya ada 31 persen responden yang memberikan skor satu," kata Media.
Poin yang disoroti oleh responden CELIOS yakni sejumlah kebijakannya yang kontroversial. Mulai dari membuka kanal pengaduan 'Lapor Mas Wapres', kantong bantuan bertuliskan 'bantuan dari Wapres Gibran' bagi korban bencana banjir hingga jarang terlihat memberikan pengarahan dan komunikasi publik.