Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anies: Pandemik COVID-19 Bisa Terkendali Bila Open Minded

Anies Baswedan dalam acara Webinar yang diadakan oleh SDGs Jakarta dengan tema "Tantangan Perubahan Perilaku Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru" pada Senin, (31/8/2020) (Youtube.com/SDGs Jakarta)

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi diskusi virtual yang diselenggarakan SDGs Jakarta pada Senin (31/8/2020). Ia berharap, diskusi tersebut dapat memunculkan ide atau terobosan baru dalam menghadapi pandemik COVID-19 atau virus corona.

Anies berpendapat, pandemik COVID-19 adalah hal yang baru sehingga semua pihak harus terus belajar.

"Bila sifat belajar tidak ada pada diri kita dan merasa tahu, merasa semua solusi ada di tangannya, maka ada masalah baru yaitu kelambatan merespons perkembangan. Bila kita open minded (berpikiran terbuka), bila terus menerus jadi learner, maka menghadapi pandemik ini Insyaallah bisa terkendali," jelas Anies.

1. Sebanyak 43 persen tes nasional berasal dari Jakarta

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (IDN Times/Aryodamar)

Anies menerangkan, di Jakarta saat ini telah mampu melakukan 11 ribu tes COVID-19. Jumlah tersebut, kata dia, telah melampaui 11 kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Secara aktivitas testing kita tinggi. Bahkan, hari minggu 43 persen testing dilakukan di Jakarta," kata Anies.

2. Tingkat kematian akibat COVID-19 di Jakarta lebih rendah dari nasional dan global

Ilustrasi pemakaman positif corona (IDN Times/Candra Irawan)

Menurut Anies, tingginya kemampuan tes COVID-19 di Jakarta memiliki konsekuensi yaitu kasus positif COVID-19 di Jakarta juga tinggi. Kendati demikian, hal itu dapat membuat semua pihak tahu tentang kondisi pandemik di Jakarta saat ini.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2014-2016 ini menerangkan, banyaknya tes ini akan bisa dilihat pada ujungnya. Setelah Pemprov DKI Jakarta menemukan kasus baru yang disebut kasus aktif, ujungnya akan dibedakan menjadi dua hal yakni sembuh dan meninggal.

"Alhamduliah, dalam pekan terakhir ini jumlah kasus aktif menurun signifikan. Kasus aktif itu diukur dari jumlah kasus baru dikurangi sembuh dikurangi meninggal. Di sisi lain, angka meninggal kita menurun. Secara global itu 3,4 persen CFR, di Indonesia 4,3 persen, Jakarta 3 persen, Indonesia tanpa Jakarta 4,7 persen," jelas Anies.

3. Masifnya tes COVID-19 di Jakarta dapat melindungi kelompok berisiko

Anies Baswedan dalam acara Webinar yang diadakan oleh SDGs Jakarta dengan tema "Tantangan Perubahan Perilaku Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru" pada Senin, (31/8/2020) (Youtube.com/SDGs Jakarta)

Selain itu, masifnya tes COVID-19 yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, menurut Anies, bisa membuat pihaknya mendeteksi kasus secara cepat. Sehingga, orang-orang paling berisiko bisa terlindungi.

"Jadi meski angka kasus baru naik, bila jumlah kasus aktif menurun dan bila angka kematian rendah, berarti relatif terkendali. Tapi, ini belum selesai. Artinya, kita masih punya PR untuk menuntaskan sampai zero active cased," jelas Anies.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aryodamar
EditorAryodamar
Follow Us