Bawa 22 Tuntutan, WNI Gelar Aksi Damai di Boston Hall Amerika Serikat
- Diaspora Indonesia di Boston desak kepolisian hentikan kekerasan dan bebaskan demonstran yang ditangkap
- Boston Bergerak soroti banyak isu di Indonesia, menunjukkan tanggung jawab terhadap tanah kelahiran
- Diaspora Indonesia di Boston tetap tagih tuntutan rakyat 17+8, ingin mengambil peran dalam menjaga kualitas demokrasi dari luar
Jakarta, IDN Times - Komunitas Warga Negara Indonesia (WNI) di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat (AS) menggelar aksi solidaritas sekaligus menyampaikan aspirasi kepada pemerintah Indonesia dan perwakilannya di Boston City Hall, Sabtu (6/9/2025). Aksi yang diberi nama Boston Bergerak ini digelar sebagai bentuk solidaritas diaspora Indonesia di Boston terhadap demo besar-besaran selama sepekan terakhir di tanah air.
Boston Bergerak membawa 22 tuntutan yang belum dipenuhi dari tuntutan rakyat 17+8 yang belum terpenuhi. Diaspora Indonesia di Boston menuntut pemerintah lebih transparan dan serius menjalankan praktik good governance.
"Kami menyatakan solidaritas atas gerakan rakyat Indonesia, menuntut agar pemerintah tetap melanjutkan usaha pemenuhan tuntutan-tuntutan 17+8 yang belum terpenuhi walaupun sudah melewati tenggat waktu pada Jumat (5/9/2025) lalu," demikian keterangan tertulis yang diterima IDN Times, di Jakarta, Minggu (7/9/2025).
1. Diaspora Indonesia desak kepolisian hentikan kekerasan
Diaspora Indonesia di Boston juga menuntut aparat penegak hukum untuk membebaskan para demonstrans yang ditangkap selama aksi unjuk rasa. WNI di Boston juga mendesak aparat kepolisian menghentikan aksi kekerasan terhadap para demonstran. Boston Bergerak juga mendesak adanya transparansi penegakan hukum atas kasus pelanggaran HAM yang terjadi selama demonstrasi dua pekan belakangan ini.
"Kami juga ikut menggemakan tuntutan agar pemerintah secara konsisten memberikan perlindungan untuk hak-hak perempuan, kelompok etnis yang terpinggirkan, penyandang disabilitas, masyarakat Papua, dan komunitas adat lainnya," lanjut pernyataan tersebut.
2. Boston Bergerak soroti banyak isu di Indonesia
Boston Bergerak menyoroti berbagai isu, namun seluruhnya berpijak pada satu benang merah terhadap harapan masa depan Indonesia yang lebih baik melalui aksi nyata dan kolaborasi.
Keikutsertaan diaspora Indonesia di Boston dalam aksi damai ini menunjukkan rasa tanggung jawab dan empati nyata terhadap tanah kelahiran. Aksi yang berlangsung selama dua pekan di Indonesia menjadi awal mula partisipasi politik yang lebih menyeluruh dan terbuka.
"Segunung masalah yang terus-menerus diabaikan oleh pemerintah telah menggugah jiwa dan mendorong kami untuk beraksi menangani masalah-masalah ini secara aktif dan berkelanjutan," katanya.
3. Diaspora Indonesia di Boston tetap tagih tuntutan rakyat 17+8
Meski dipisah dengan jarak hingga 16.200 kilometer, diaspora Indonesia di Boston ingin mengambil peran dalam menjaga kualitas demokrasi dari luar. Boston Bergerak akan terus berkonsolidasi dengan organisasi diaspora lain di seluruh penjuru Amerika Serikat, terutama yang berada di bawah pergerakan Amerika Bergerak mengawal tuntutan rakyat 17+8.
Selain itu, Boston Bergerak juga merencanakan kegiatan dan inisiatif lain yang dapat melibatkan diaspora Indonesia dalam memperkuat pemerintahan dan meneguhkan demokrasi.
Mahasiswa dan sejumlah aktivis serta influencer di Indonesia membuat "17+8 Tuntutan Rakyat" saat demonstrasi besar-besaran pada akhir Agustus 2025 lalu yang berujung kerusuhan. Tuntuntan ini sebagai bentuk protes atas tunjangan rumah anggota DPR RI Rp50 juta dan sejumlah kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat kecil.
Demontrasi yang berlangsung di Jakarta dan hampir seluruh kota besar Indonesia ini memakan 10 korban jiwa, termasuk pengemudi ojek online Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis Brimob Polri saat kerusuhan unjuk rasa sekitar gedung DPR RI, 28 Agustus 2025 lalu.