[BREAKING] Bowo Pangarso Sempat Kabur Saat akan Ditangkap KPK

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Basaria Panjaitan mengatakan anggota DPR Komisi VI Bowo Sidik Pangarso sempat kabur ketika akan ditangkap oleh tim penyidik di apartemennya di daerah Permata Hijau pada Rabu (27/3). Namun, tim penyidik berhasil menangkap Bowo di rumahnya pada Kamis dini hari (28/3).
Itu menjadi penyebab mengapa ada jeda proses penangkapan terhadap Bowo kemarin.
"Tim KPK sebenarnya sudah mengetahui yang bersangkutan berada di kamar nomor berapa. Tapi, untuk memasuki apartemen seseorang kan sulit. Butuh prosedur-prosedur khusus dan cukup lama. Rupanya, waktu itu dimanfaatkan oleh yang bersangkutan untuk keluar dari apartemen," kata Basaria ketika memberikan keterangan pers pada Kamis malam di gedung KPK.
Itu sebabnya yang diamankan oleh tim penyidik KPK di awal adalah sopir Bowo saja. Namun, usai dilakukan pemeriksaan awal, sopir itu dilepas.
"Beruntung tim KPK memiliki taktik sehingga bisa menemukan yang bersangkutan di rumahnya," kata komisioner perempuan pertama di KPK itu.
Bowo ditangkap karena diduga kuat telah menerima suap dari manajer pemasaran PT Humpuss Transportasi Kimia, Asty Winasti. Total uang suap yang diserahkan mencapai Rp89,4 juta. Namun, suap tersebut tidak diserahkan langsung ke Bowo, melainkan ke orang kepercayaannya yakni Indung.
"Tim KPK mendapatkan informasi akan ada penyerahan uang dari AWI (Asty Winasti) Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia kepada IND (Indung), swasta di kantor PT HTK (Humpuss Transportasi Kimia) di Gedung Granadi, Jl HR Rasuna Said. Diduga, ini merupakan penyerahan uang yang ke-7 dari komitmen sebelumnya," kata Basaria lagi.
Uang itu disimpan di dalam amplop cokelat dan berhasil disita oleh tim KPK. Bowo disuap agar kontrak kerja antara PT Humpuss Transportasi Kimia dengan BUMN PT Pupuk Indonesia bisa terus berlanjut.
"Sebelumnya, perjanjian kerjasama penyewaan kapal antara PT HTK (Humpuss Transportasi Kimia) sudah dihentikan," tutur dia.
Namun, belakangan tim KPK menemukan uang-uang lain yang disimpan di suatu perusahaan di area Pejaten, Jakarta Selatan. Uang-uang itu sudah dimasukan ke dalam amplop berwarna putih dan diletakan di dalam kardus.
Juru bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan uang-uang itu akan dibagi-bagikan ke publik di area Jawa Tengah ketika pemilu digelar pada 17 April alias serangan fajar.
"Di dalam amplop itu terdapat uang masing-masing dengan nominal Rp20 ribu dan Rp50 ribu," kata Febri di gedung KPK.
Total terdapat 400 ribuan amplop putih yang disimpan di dalam 84 kardus. Ikuti terus pemberitaannya di IDN Times.