Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Buku Made in Prison: Sisi Lain dari Narapidana

Antara Foto

Jakarta, IDN Times - Second Chance Foundation bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) meluncurkan buku Made in Prison. Buku ini ditulis Evy Amir Syamsuddin yang sekaligus sebagai Ketua Second Chance Foundation.

1. Buku bercerita sisi lain dari narapidana

Default Image IDN

Istri Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengatakan, buku ini bercerita sisi lain dari narapidana. Dia salut pada narapidana yang masih bisa menelurkan karya-karya yang berkualitas.

"Made in Prison merupakan buku kedua saya. Buku kedua ini saya bercerita tentang hasil karya warga binaan yang sudah memiliki nilai jual dan tambah untuk ekspor," ujar Evy di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Sabtu (10/3).



Evy menghabiskan waktu selama hampir satu tahun untuk menggarap buku ini. Mulai dari 2016 hingga akhir 2017. "Pembuatan selama sembilan bulan dari 2016 akhir sampai 2017 akhir," kata dia.

2. Alasan Evy membuat buku ini berawal dari menemani suaminya saat berkunjung ke lapas

Default Image IDN

Evy bercerita alasan dirinya membuat buku Made in Prison. Semuanya bermula saat dirinya yang menemani suaminya melihat berbagai kerajinan yang dibuat penghuni lapas.

"Ya pada awalnya tentunya saat itu saya menemani suami saya untuk kunjungan kerja dari lapas-lapas di seluruh Indonesia, sebagai wiraswasta saya melihat potensi yang sangat baik," kata dia.

3. Kreativitas napi tidak boleh dikekang

Default Image IDN

Dari sana, Evy melihat kreativitas narapidana untuk berkarya tidak boleh dibatasi, meskipun mereka berada di balik jeruji besi. Dia menganggap mengurung kreativitas narapidana sama saja melanggar hak asasi manusia.

"Sekali pun orang itu dikurung, kita tidak mungkin mengurung kreativitas mereka, karena itu merupakan hak asasi mereka," kata dia.

4. Buku ini diharapkan bisa mengubah stigma napi di mata masyarakat

Default Image IDN

Menurut Evy dengan diterbitkan buku ini bisa membuka mata masyarakat, agar narapidana saat keluar dari lapas selayaknya mendapatkan kesempatam kedua. Sebab, tantangan terberat justru saat napi keluar dari penjara dan tidak diterima di masyarakat.

"Stigma negatif terutama itu tantangan terberat. Hukuman terberat adalah ketika mereka keluar dari lapas, mereka tidak diterima oleh lingkungannya," ujar dia.

5. Sebagian hasil penjualan buku akan diberikan untuk kesejahteraan narapidana

Default Image IDN

Evy menyebut sebagian dari hasil penjualan buku ini akan disumbangkan untuk kesejahteraan narapidana di dalam lapas. "Nanti mereka dapat premi dari hasil penjualan buku ini," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Akhmad Mustaqim
EditorAkhmad Mustaqim
Follow Us