Curhat Putu ke Pacar Kala Dipukul Senior: Sakit Dadaku

- Putu Satria Ananta Rustika (19) dianiaya oleh senior taruna di STIP, Cilincing, Jakarta Utara.
- Putu pernah curhat kepada pacarnya pada 15 Desember 2023 mengenai seringnya dipukul seniornya.
- Keluarga meyakini Putu kerap mendapatkan penganiayaan dari senior berdasarkan bukti luka yang didapatnya.
Jakarta, IDN Times - Almarhum Putu Satria Ananta Rustika (19) ternyata bukan kali pertama dianiaya oleh senior taruna di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Cilincing, Jakarta Utara.
Taruna tingkat satu asal Bali itu pernah curhat kepada sang pacar pada Jumat, 15 Desember 2023. Dalam percakapannya dengan bahasa Bali, Putu mengaku sering dipukul seniornya.
Tangkapan layar percakapan antara Putu dengan kekasihnya dibenarkan oleh pengacara keluarga, Tumbur Aritonang.
“Betul,” kata Tumbur saat dihubungi, Kamis (9/5/2024).
1. Isi percakapan Putu dengan pacarnya pada Desember 2023

Terdapat dua tangkapan layar yang dilihat IDN Times, salah satunya curhatan Putu kepada sang pacar.
“Una tau gak, jeg ade gen aku diambil sama senior (Una tahu gak? Ada aja aku dipanggil terus sama senior),” tulis Putu dalam tangkapan layar percakapan dengan pacar.
“Kenapa?” tanya pacarnya.
“Cak2e gen bene (dipukulin terus-terusan),” jawab Putu.
“Apanya sakit?” tanya pacar Putu lagi.
“Sakit dadaku cok, ulu hati gen dicari (Sakit dadaku, ulu hati terus yang diincer),” kata Putu.
2. Putu swafoto dengan dada terluka

Mendapati curhatan Putu, si pacar memintanya untuk melihat bekas pukulan yang dimaksud.
“Liat lagi, jangan sekali,” kata pacar Putu.
“Iya una sekarang,” jawabnya.
“Cepet,” perintah si pacar.
“Iya una,” ujar Putu.
“Mana,” tagih pacarnya.
Setelah itu, Putu membagian swafoto yang memperlihatkan dadanya dengan luka tepat di sekitar ulu hati.
3. Putu diduga kerap mendapatkan penganiayaan

Dengan bukti ini, keluarga meyakini bahwa Putu kerap mendapatkan penganiayaan oleh seniornya.
“Patut diduga kejadiannya sering,” ujar Tumbur.
Penganiayaan yang terjadi pada Jumat (3/5/2024) di toilet sekolah, akhirnya merenggut nyawa Putu. Ia diduga menerima lima kali pukulan di ulu hati hingga terjadi pendarahan.
Selain itu, terdapat luka lecet di mulut diduga karena upaya penyelamatan oleh tersangka Tegar Rafi Sanjaya (21). Namun usahanya dengan menarik lidah Putu, malah memperparah keadaan hingga akhirnya tewas.