Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

'Deadpool 2': Kembali dengan Sarkasme dan Aksi yang Lebih Berani

dok. 20th Century Fox

JAKARTA, Indonesia —Saat Deadpool pertama kali diluncurkan tahun 2016, banyak pihak yang menyangsikan dan mengkritik pedas film yang dibintangi oleh Ryan Reynolds ini. Tapi setelah rilis di pasaran, sebaliknya, Deadpool dicintai banyak orang. Terlalu dicintai bahkan, hingga mampu meraup keuntunga berkali-kali lipat dari biaya produksinya yang rendah.

Kini, dua tahun setelahnya, Deadpool 2 siap melepas kerinduan penggemar Wade Wilson, sang karakter utama yang berubah jadi superhero 'tak biasa', yang tak hanya lihai menumpas kejahatan dengan aksinya, tapi juga mengibur dengan 'mulut besarnya' yang tak berhenti melontarkan kalimat sinis, nyinyir dan bermuatan sarkasme tingkat tinggi.

Disutradarai oleh David Leitch yang disebut di credit title sebagai "one of the guys who killed the dog in John Wick", Deadpool menyajikan aksi berbeda dengan look visual yang sangat berbeda dari film sebelumnya.

Beberapa karakter dari film pertama masih tetap ada seperti T.J Miller yang berperan sebagai Weasel, sahabat Wade si pemilik bar. Ada pula tunangan Wade bernama Vanessa Carlysle yang diperankan aktris Morena Baccarin. Dari tim X-Men, masih ada Stefan Kapicic yang berperan sebagai Colossus dan Brianna Hildebrand sebagai Negasonis Teenage Warhead.

Aktris senior Leslie Uggams kembali hadir sebagai Clind Al dan Karan Soni juga masih memerankan Dopinder si supir taksi. 

Sementara karakter-karakter yang baru debut di sekuel kedua ini siapa lagi kalau bukan Josh Brolin sebagai Cable, pejuang ala Terminator yang datang dari masa depan. Kemudian Julian Dennison sebagai Russel Collin (Firefist), mutant remaja yang memiliki kekuatan dahsyat dan Zazie Beetz yang memerankan Domino yang diklaim selalu beruntung.

Film berdurasi 119 menit ini sudah bisa disaksikan di layar bioskop seluruh Indonesia mulai Selasa, 15 Mei, lebih cepat 3 hari dari jadwal tayang di Amerika Serikat.

Ringkasan cerita

Dua tahun setelah memulai debutnya sebagai Deadpool, Wade Wilson aktif menumpas sosok pelaku kriminal di banyak tempat. Setelah menuntaskan aksinya, satu hari Wade kembali ke pelukan tunangannya untuk merayakan hari jadi mereka. Tapi tak disangka, kediaman Wade dan Vanessa diserang segerombolon mafia narkoba.

Dalam upayanya membalas dendam, Wade direkrut oleh Colossus dan Negasonis Teenage Warhead ke markas besar X-Men. Saat itulah mereka mendengar ada aksi pemberontakan yang dilakukan mutant remaja bernama Russel Collins di sebuah sekolah mutant. Deadpool, yang menyandang status sebagai X-Men Trainee, datang untuk meredam amarah Russell.

Sayang, usahanya gagal. Deadpool dan Russell malah dipasangi kalung elektrik yang membuat mereka kehilangan tenaga supernya. Keduanya pun dibawa ke tahanan mutant. Kondisi Wade memburuk karena kankernya, sementara Russel tiba-tiba jadi incaran Cable, seorang pejuang yang datang dari masa depan.

Wade berusaha menyelamatkan Russell dari cengkraman Cable. Tapi justru Russell jadi tak sejalan dengan Wade yang sudah kembali berubah wujud jadi Deadpool. Tak puas dengan niat Deadpool, Russell meminta bantuan ke Juggernaught untuk membalaskan dendamnya pada kepala sekolah mutant tempatnya dibesarkan.

Deadpool bersama Weasel pun akhirnya memutar otak untuk mencegah perbuatan buruk Russell. Ia merekrut tim superhero sendiri yang diberi nama X-Force. Termasuk di dalamnya adalah Domino. Akankah misi Deadpool dan gengnya berhasil menghentikan niat buruk Russell?

Highlights

Ketika Deadpool pertama kali hadir, karakternya seperti jadi angin segar di industri film superhero modern. Salah satu yang membuat Deadpool berbeda dan atraktif adalah lelucon-lelucon yang disampaikan. Kadang murni komedi, tapi tak sedikit pula yang bernada satir, sinis dan penuh sarkasme. Tipikal Deadpool.

Nuansa ini yang belum hilang di sekuel keduanya. Bahkan malah sedikit berlebihan, meski rasanya tak bakal ada penonton yang keberatan dengan hal ini.

Sarkasme dan sindiran-sindiran di film ini ada di level yang berbeda. Ryan Reynolds tak ragu untuk melancarkan serangan nyinyiran pada banyak hal. Pada dirinya sendiri, tokoh perorangan, pada industri hingga pada saingan terberat Marvel, DC Comics.

Tentu tak melulu berisi sindiran dan nyinyiran. Sejak 10 menit pertama film disajikan, aksi-aksi yang mencengangkan sudah tergambar jelas. Emosi penonton sudah bercampur aduk di 10 menit tersebut. Sensasi sedih, tegang, tertawa hingga marah, semua dirangkum saat itu.

Bayangkan penggabungan lelucon-lelucon cerdas dan penuh sarkasme dengan adegan action yang fantastis. Tentu pengalaman yang tak sering disaksikan penonton. 

Ryan Reynolds memainkan perannya dengan baik. Bahkan terlalu baik, sehingga rasa-rasanya sulit membayangkan aktor lain bisa memerankan Deadpool. Ryan seperti ditakdirkan untuk peran Deadpool ini. Sangat sulit untuk tidak menyukai aktingnya di film ini, seberapa pun kasarnya atau jahatnya ia terkadang di beberapa adegan. Bahkan di saat yang berbeda, Ryan mampu membuat penonton dengan mudahnya bersimpati pada karakter Wade dan Deadpool.

Josh Brolin menunjukkan hal yang hampir mirip dengan Ryan. Tadinya saya sempat sangsi apakah saya akan melihat Thanos (karakter Josh di Avengers: Infinity War) ketika menyaksikan Josh di film ini. Ternyata keraguan saya tidak terjadi. Saya justru dengan mudah melihat Josh sebagai Cable.

Kelemahan

Tak seperti film pertamanya yang lebih memiliki efek kejutan, di sekuel ini ceritanya lebih gampang tertebak. Penonton seperti sudah paham tentang apa yang akan mereka saksikan. Memang terkadang beberapa adegan di film ini masih sedikit mengejutkan dan melahirkan tawa. Tapi di beberapa bagian lain terasa seperti menonton iklan atau materi promo.

Bisa jadi ini karena memang sebelum film ini dirilis, aksi promonya sangat gencar dilakukan, sehingga kadang di beberapa adegan terlihat seperti layaknya materi promo film.

Kelemahan lainnya mungkin adalah karena film ini tidak bisa dinikmati oleh mereka yang belum menyaksikan film pertama.

Rating

8,5/10

Rekomendasi

Meski Ryan Reynolds mengklaim ini adalah film keluarga (ya, memang ada karakter anak remaja, sih), tapi sepertinya ini belum layak jadi tontonan anak di bawah umur. Karena banyak adegan-adegan pembantaian yang meski dikemas komedi, tetap saja belum layak disaksikan. Jadi tolong, tinggalkan anak balita Anda di rumah ketika menonton ini. 

Dan karena kebanyakan cerita memang meneruskan dari film pertama. Apalagi bagi mereka yang tidak pernah mengikuti kisah X-Men, bersiaplah memutar otak selama film dan bertanya-tanya, "Ini siapa?", "Maksudnya bagaimana?" atau "Kok dia tiba-tiba muncul?". Untuk kaum clueless seperti ini, daripada mengganggu penonton lain, lebih baik luangkan waktu dulu menonton film pertama, baru membeli tiket untuk Deadpool 2.

Overall, Deadpool 2 menyuguhkan semua hal yang bisa membuat penonton 'menyerah'. Humor, kesedihan, sensasi aksi hingga kekonyolan, semua terjadi di sini dan dikemas dengan visual yang menarik. 

Oh iya, jangan buru-buru pergi meninggalkan ruangan bioskop setelah film usai. Abaikan pandangan dan komentar sinis orang-orang sekitar. Karena justru banyak kejutan-kejutan yang menarik untuk dilewatkan. Bertahanlah di kursi Anda hingga layar benar-benar mati! 

—Rappler.com

Share
Topics
Editorial Team
Yetta Tondang
EditorYetta Tondang
Follow Us