Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dedi Mulyadi Larang Study Tour, Bos Taman Safari: Bakal Lebih Parah!

Komisaris Taman Safari Indonesia Tony Sumamau saat diwawancarai di acara halal bi halal jurnalis konservasi di TSI Bogor, Rabu (16/4/2025). (Linna Susanti/IDN Times).
Komisaris Taman Safari Indonesia Tony Sumamau saat diwawancarai di acara halal bi halal jurnalis konservasi di TSI Bogor, Rabu (16/4/2025). (Linna Susanti/IDN Times).
Intinya sih...
  • Komisaris Taman Safari Indonesia prihatin atas larangan study tour oleh Gubernur Jawa Barat.
  • Perbedaan pemahaman konservasi antara murid sekolah internasional dan lokal sangat mencolok.
  • Bantuan pemerintah untuk operasional konservasi satwa cukup berat, terutama dalam hal pemeliharaan dan pembangunan kandang yang layak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bogor, IDN Times - Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau, menyampaikan keprihatinannya atas larangan study tour yang diberlakukan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

Tony menilai study tour, khususnya ke kebun binatang, justru memberikan manfaat besar bagi anak-anak untuk memahami konservasi satwa. 

"Ya saya sih tidak menentang keinginan Gubernur (Dedi Mulyadi), misalnya ya, bahwa tidak boleh ada study tour gitu ya, padahal study tour kalau yang betul-betul dimanfaatkan, manfaat bagi anak-anak, sangat bermanfaat untuk mengerti konservasi ke kebun binatang ya," ujar Tony saat diwawancarai, di sela acara bincang jurnalis konservasi di TSI Cisarua, Bogor, Rabu, (16/4/2025). 

1. Ketimpangan edukasi konservasi antara sekolah internasional dan lokal

Macan Tutul Jawa dalam penangkaran TSI. (Linna Susanti/IDN Times).
Macan Tutul Jawa dalam penangkaran TSI. (Linna Susanti/IDN Times).

Tony mengungkapkan adanya perbedaan mencolok antara pemahaman anak-anak dari sekolah internasional dan sekolah lokal terhadap konservasi. Menurutnya, siswa sekolah internasional datang ke Taman Safari dengan membawa catatan, mengikuti penjelasan dengan tertib, dan benar-benar mempelajari satwa. 

Sedangkan anak-anak lokal, terutama jika datang tanpa bimbingan sekolah, cenderung hanya bermain. 

"Murid-murid kita gak ngerti. Sekarang apalagi tidak boleh berkunjung. Akan lebih parah lagi ya," tambahnya.

2. Tantangan operasional pemeliharaan binatang

ilustrasi pakan kambing berupa hijauan rumput (pixabay.com/klimkin)
ilustrasi pakan kambing berupa hijauan rumput (pixabay.com/klimkin)

Di sisi lain, Tony mengungkapkan, bantuan pemerintah terhadap operasional konservasi, khususnya pemeliharaan satwa di tengah efisiensi anggaran yang sedang dilakukan, cukup berat.  

TSI, kata dia, selalu berkomitmen memenuhii kebutuhan operasional, seperti pakan dan obat-obatan satwa tetap menjadi beban terbesar. 

“Dana dari pemerintah berat, paling besar ya buat pakan dan obat. Itu gak bisa dikurangi,” jelasnya.

Selain itu, Tony juga menekankan pentingnya pembangunan kandang yang layak sebagai bagian dari kesejahteraan hewan. Ia mengingatkan satwa di kebun binatang menghabiskan waktu lebih dari 12 jam di dalam kandang, dari pukul 5 sore hingga 9 pagi. 

“Kalau kandang kita kecil, ya hewan itu cuma duduk sendirian, gak lihat apa-apa. Tapi kalau kandangnya memadai, dia masih bisa merasa nyaman,” katanya.

3. Larangan study tour keluar Jabar tidak boleh, edukasi boleh

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)
(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Sementara Pemprov Jabar telah mengeluarkan kebijakan soal larangan study tour ke luar provinsi, yang dibuat pada 8 Mei 2024.

"Kegiatan study tour diimbau untuk dilaksanakan di dalam lingkungan Provinsi Jabar melalui kunjungan ke pusat pengembangan ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan dan destinasi wisata edukatif lokal," katanya.

Sementara, Sekda Jabar Herman Suryatman menambahkan, seluruh ASN diwajibkan mengikuti kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Hal itu bahkan diatur dan memiliki dasar hukumnya.

"Yang jadi dasar hukum PP 94/2021 dan Peraturan BKN 6/2022 menegaskan bahwa PNS wajib melaksanakan kebijakan yang ditetapkan pejabat pemerintah yang berwenang," ucap Herman. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us