Genjot Daya Beli Masyarakat, Pemkot Bogor Perbanyak Pasar Murah

Bogor, IDN Times - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, rutin mengadakan pasar murah untuk mengintervensi stabilitas inflasi daerah. Pasar murah akan digelar Februari hingga Maret 2025 sebanyak 36, dan kemungkinan akan ditambah dengan pasar murah Ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriah.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PPDNPKTN) DinKUKMDagin Kota Bogor, Rudi Suryanto, mengatakan pasar murah akan melibatkan empat ritel yang siap memberikan harga bahan pokok di bawah harga pasar.
"Nanti ada empat ritel, tetapi ini leading sektornya bukan di kami (DinKUKMDagin Kota Bogor), langsung Pemkot Bogor yang bekerja sama, ada beberapa dinas yang ikut terlibat," kata Rudi, saat ditemui di kantornya, Rabu (15/1/2025).
1. Sebanyak 36 kali pasar murah tersebar di enam kecamatan

Rudi menyebutkan 36 pasar murah akan terbagi di enam kecamatan yang ada di Kota Bogor, dan akan dikoordinasikan DinKUKMDagin dan DKPP, Perumda Pasar Pakuan Jaya di bawah TPID Kota Bogor.
"Daya beli masyarakat saat ini masih lemah. Pasar murah untuk menjaga stabilitasi inflasi daerah," ujarnya.
2. Pasar murah menjual bahan pokok ritel dengan harga di bawah pasar

Dari hasil kerja sama Pemkot Bogor, kata Rudi, ritel yang bekerja sama menyediakan bahan-bahan pokok dengan harga di bawah pasar.
Di antaranya, sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022, tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah ada 11 bahan pokok.
Yaitu beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan.
3. DinKUKMDagin Bogor koordinisasi 101 kali pasar murah selama 2024

Rudi menyampaikan, sepanjang 2024 DinKUKMDagin Kota Bogor telah mengkoordinasi pasar murah dari ritel ke kecamatan dan kelurahan. Jumlah ini, kata dia, belum termasuk kegiatan pasar murah yang diselenggarakan dinas lain.
"Jadi kita yang koordinasikan ke kecamatan dan kelurahan. Mereka buat promosi-promisi kita yang sebarkan melalui kelurahan, RT, RW supaya masyarakat datang," jelasnya.
4. September-Desember 2024 daya beli masyarakat lemah

Rudi mengungkapkan, dari ratusan kegiatan pasar murah sepanjang 2024, empat bulan terakhir mulai September hingga Desember 2024, daya beli masyarakat lemah. Bahan-bahan pokok yang dijual di pasar murah cenderung sepi, berbeda dengan kegiatan-kegiatan pada bulan-bulan sebelumnya.
"Akhir tahun lalu itu daya beli masyarakat lemah. Pasar murah sepi. Tapi bulan-bulan sebelumnya rutin dan cukup baik penjualannya," kata dia.