Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hasil Studi: Miris, Lansia di Tambora Jakbar Berutang Buat Makan

Gunung Merapi siaga, 133 lansia mulai diungsikan pada Sabtu (7/11/2020). IDN Times/Tunggul Damarjati

Jakarta, IDN Times - Masyarakat lanjut usia atau lansia di DKI Jakarta masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kemiskinan, bahkan mereka terpaksa berutang demi bisa makan.

Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya, Profesor Yvonne Suzy Handajani, dalam studi kuantutatif di Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, memaparkan kondisi sosial-ekonomi.

"Saya terus terang saja, saat saya menganalisis ini, saya merasa sedih sekali ya, 14 persen (lansia) mengaku mengurangi makanan, dan dalam satu tahun terakhir ini 21,5 persen itu meminjam uang dari keluarga lain, dari bank, rentenir atau pegadaian dan memiliki utang untuk membeli makanan," kata dia dalam agenda diskusi di Unika Atma Jaya, Jakarta, Selasa (15/11/2022).

1. Lansia berpendidikan rendah

Pemaparan studi komparatif tentang jaringan perawatan lansia di Indonesia hasil kolaborasi Unika Atma Jaya dan University of Southampton oleh Prof. Dr drg. Yvonne Suzy Handajani, MKM pada Selasa (15/11/2022). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Hasil studi di Kalianyar, menurut Yvonne, adalah bagian dari Studi Jaringan Perawatan Lansia (Care Networks) di Indonesia, yang melibatkan 126 lansia. Para lansia terdiri dari sebagian besar wanita 65,9 persen.

"Hampir semua lansia di Kalianyar mengenyam pendidikan yang rendah, yaitu pendidikan kurang dari sembilan tahun sebanyak 91,3 persen," ujar dia.

Sementara, sebanyak 52,4 persen lansia yang jadi responden dalam studi ini berusia 60-69 tahun.

2. Pendapatan warga di Kalianyar tak sampai Rp1 juta

IDN Times/Dini suciatiningrum

Dari sisi sosial ekonomi, dalam studi pada lansia di Kalianyar, Yvonne mengungkapkan, rata-rata pendapatan per kapita antar rumah tangga di kelurahan ini Rp900 ribu.

Sementara menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), menurut Yvonne, ambang batas garis kemiskinan adalah penghasilan Rp505.469 per kapita.

"Berdasarkan ambang batas berikut, kami menemukan bahwa 31,7 persen rumah tangga berada di bawah batas garis kemiskinan. Angka ini cukup memprihatinkan, karena angka ini jauh berada di atas angka kemiskinan penduduk Indonesia secara umum, yaitu 9,54 persen per Maret 2022," ujar dia.

3. Kemiskinan lansia pengaruhi kualitas hidupnya

Ilustrasi permukiman kumuh (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Yvonne menegaskan tingginya kemiskinan pada lansia ini memengaruhi kualitas hidup mereka, segi pemenuhan kebutuhan dasar, stres, dan gangguan psikologis lainnya, serta kemampuan untuk berobat.

Hal ini, kata Yvonne, tidak saja memengaruhi lansia yang dirawat, tetapi keluarga lansia secara utuh.

4. Lansia dihantui berbagai penyakit

Seorang penyandang disabilitas netra memakai masker sambil menunggu bantuan dari dermawan di sekretariat PERTUNI Medan, Jumat (23/7/2021). Kaum disabilitas juga merasakan dampak pandemik yang membuat mereka tidak berpenghasilan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dalam studi ini, Yvonne juga melihat bagaimana lansia di Kalianyar mengalami berbagai penyakit, mulai dari penyakit sendi (68,3 persen), serta sakit kepala, pusing, atau vertigo (51,6 persen) selama satu bulan belakangan.

Hanya sekitar 3,2 persen yang tidak mengalami penyakit akut baru-baru ini, sementara sebagian besar mengalami banyak penyakit pada satu waktu. Arthralgia atau nyeri sendi penyakit yang paling mengganggu mereka, yang
memengaruhi aktivitas sehari-hari lansia di Kalianyar.  

Sementara, melalui pendataan penyakit kronis yang pernah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan, terdapat empat penyakit dengan persentase terbesar yang diderita para lansia di Kalianyar, antara lain hipertensi (58,7 persen), diabetes (26,2 persen), katarak (23,8 persen), dan radang sendi (22,2 persen).

5. Tidak berobat ke fasilitas kesehatan

Puskesmas Kasihan II (puskesmas.bantulkab.go.id)

Melihat kondisi kesehatan yang sedemikian rupa, lansia merasa bisa mengobatinya sendiri, sebanyak 48,4 persen lansia memilih penggunaan obat bebas dengan gangguan pusing atau vertigo, hingga penyakit demam dan nyeri punggung.

Hal ini selaras dengan temuan dari penggunaan fasilitas kesehatan, salah satunya yang diberikan pemerintah seperti BPJS. Para lansia jarang menggunakan fasilitas kesehatan di puskesmas, karena mereka memilih pelayanan kesehatan swasta atau over-the-counter medication (obat bebas di apotek). 

Dalam salah satu poin rekomendasinya, Yvonne menyampaikan, pemerintah perlu membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung pemberdayaan ekonomi lansia karena tingginya angka kemiskinan lansia, terutama dari hasil yang tergambarkan dalam studi ini.

6. Angka kemiskinan di DKI Jakarta meningkat

(Dok. Pusat Statistik DKI Jakarta)

Sementara, dilansir dari laman statistik.jakarta.go.id, Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta mencatat angka kemiskinan di Ibu Kota terus mengalami peningkatan, setidaknya hingga Maret 2021.

Sebelumnya, persentase penduduk miskin di DKI Jakarta tidak pernah menyentuh angka 4 persen atau lebih sejak Maret 2015 hingga September 2019. Pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin di Jakarta 502,04 ribu orang. Secara khusus, penduduk sangat miskin bertambah 2 ribu orang dari 144,3 ribu orang dari saat dilakukan penghitungan sebelumnya, yakni September 2021, menjadi 146,3 ribu orang pada Maret 2022.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengakui peningkatan angka kemiskinan di Ibu Kota, namun dia berdalih kemiskinan tidak hanya terjadi di DKI Jakarta, tetapi juga terjadi di seluruh Indonesia.

“Jadi peningkatan kemiskinan tidak hanya di DKI Jakarta tetapi seluruh Indonesia. Itu disebabkan karena pandemik COVID-19 yang lebih dari 2 tahun,” kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 15 Juli 2022.

Riza mengatakan, Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat terus mengupayakan berbagai program dan solusi. Di antaranya membuka lapangan pekerjaan sebanyak mungkin untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Bagaimana kita membuka pekerjaan sebanyak mungkin, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi inflasi seperti yang disampaikan Presiden dan juga berkali-kali kita menjadi negara yang baik dalam rangka mengatasi dan mengendalikan COVID-19 dan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujar Riza.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Rochmanudin Wijaya
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us