Inayah Wahid Singgung Calon Pemimpin yang Kesal soal Etik

Jakarta, IDN Times - Putri bungsu Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inayah Wahid membahas soal etika dalam kepemimpinan. Dia menyinggung soal adanya calon pemimpin yang membalas pembahasan soal etika dengan berujar 'etik ndasmu'.
Hal ini diungkapkan Inayah dalam haul atau peringatan kematian Gus Dur yang ke-14 di kediaman mereka di kawasan Jalan Warung Sila Ciganjur, Jakarta, pada Sabtu (16/12/2023) malam. Menurut Inayah, menjaga etika adalah soal menjaga harkat dan martabat bangsa.
“Jadi kalau hari ini ada calon penguasa, calon pemimpin yang kemudian ditanyain soal etik, soal etik, soal etik, lalu terus kemudian dia kesal, terus dia menjawab dengan, endasmu etik, maka kita tahu bagaimana ia meletakkan harkat dan martabat bangsanya. Karena etika adalah soal menjaga harkat dan martabat bangsa ini,” kata Inayah, dilansir dari siaran langsung YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Sabtu.
1. Bahas soal kebebasan berbicara yang diberikan Gus Dur

Awalnya, Inayah membahas bagaimana Gus Dur memberikan ruang sebesar-besarnya untuk bicara. Dia mempertanyakan, apakah Gus Dur akan bahagia dengan terbukanya ruang bicara hari ini. Apalagi Jika kebebasan bersuara itu digunakan untuk menyuarakan kebencian di media-media sosial atau di kehidupan nyata.
“Jika suara-suara itu digunakan untuk perbuatan-perbuatan curang, apa yang kita tanam, jika kita menanam pernyataan-pernyataan jahat dan keji, antarsaudara kita, akankah kita menuai kebaikan dari situ?” ujar Inayah.
2. Akhlak di dalam demokrasi

Dia mengatakan, dari jejak-jejak kontribusi Gus Dur, ada benang merah yang terbentuk, yakni akhlak di dalam demokrasi.
“Itulah budaya etika yang coba dibangun oleh Gus Dur. Mengabaikan etika berarti mengabaikan kemanusiaan,” ujar dia.
3. Sang Khalik telah mengamanahkan akhlak

Inayah mengatakan, manusia memiliki harkat dan martabat karena kesadaran etisnya dan Sang Khalik telah mengamanahkan akhlak kepada manusia sebagai makhluk paripurnanya.
“Kita disebut dengan al-khalqu, karena kita dibebani oleh akhlak dan itulah etika,” kata dia.