Kemhan: Data yang Bocor akibat Peretasan Merupakan CPNS 2021

- Situs utama Kemhan disebut tidak terdampak aksi peretasan
- Kemhan telah melakukan langkah-langkah penguatan keamanan
- Situs Kemhan juga pernah diretas pada 2023
Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan (Kemhan) merilis hasil penelusuran sementara terkait aksi peretasan yang menimpa Kemhan. Situs yang diretas adalah situs internal lama milik Biro Humas yang aplikasinya sudah berakhir sejak 2024. Aksi peretasan tidak menyasar portal utama Kemhan.
Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemhan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, mengakui ada data-data yang bocor dari aksi peretasan terhadap situs tersebut, tetapi data yang dipublikasikan merupakan data lama.
"Data yang dipublikasikan merupakan data CPNS Kemhan 2021, khususnya terkait hasil pengolahan nilai Seleksi Kompetensi Dasar oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN)," ujar Frega ketika dikonfirmasi, Jumat (11/7/2025).
Jenderal bintang satu itu mengatakan data yang bocor diklaim sudah bersifat umum atau diketahui publik. Sebab, data-data yang bocor itu merupakan lampiran surat dari BKN yang pernah diunggah pada situs resmi Kemhan.
"Data-data tersebut pernah diunggah sebagai bentuk transparansi pada saat itu. Jumlah data itu pun tidak sampai ratusan ribu. Tetapi data yang diunggah tersebut telah diturunkan oleh Biro Kepegawaian Kemenhan untuk mencegah potensi penyalahgunaan dan menjaga ketertiban informasi," tutur Frega.
1. Situs utama Kemhan tidak terdampak aksi peretasan

Frega mengatakan, sejauh ini kondisi situs utama Kemhan tidak terdampak aksi peretasan. Sebab, yang diretas adalah situs internal lama milik Biro Humas Kemhan.
"Situs utama Kemhan termasuk e-mail resmi dan data strategis lainnya dalam kondisi aman, serta tidak terdampak secara signifikan," ujar dia.
Sebagai upaya pencegahan, kata Frega, Kemehan telah melakukan audit internal dan memperkuat sistem keamanan.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan satuan kerja keamanan siber, serta mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi," kata dia.
2. Kemhan telah melakukan langkah-langkah penguatan keamanan

Frega menjelaskan langkah-langkah penguatan yang sudah dilakukan merupakan bagian dari komitmen Kemenhan, dalam menjaga integritas dan keamanan informasi, khususnya terkait dengan data publik.
"Proses pembaruan dan peningkatan prosedur keamanan siber secara berkelanjutan terus dilakukan untuk mencegah potensi gangguan serupa, guna menjaga kepercayaan publik terhadap proses rekrutmen maupun layanan Kemenhan," katanya.
3. Situs Kemhan juga pernah diretas pada 2023
![ilustrasi peretasan dengan virus HP (Pixabay.com/[Geralt])](https://image.idntimes.com/post/20250318/magen-43da29a867d49c1f351ac6b665d26419-a309f80a517e3b3f3962f8595d0fab32.jpg)
Aksi peretasan terhadap situs Kemhan terungkap di akun media sosial Hackmanac pada 9 Juli 2025. Entitas yang mengaku sebagai perusahaan teknologi dan keamanan itu menyatakan, ada pihak tertentu yang menamakan diri 'Digital Ghost' yang mengklaim telah meretas dan membocorkan pangkalan data berisi data-data pribadi 700 ribu pegawai Kemhan.
"Data-data yang diekspos dilaporkan, termasuk informasi sensitif seperti nomor identitas kependudukan (NIK), nama lengkap, jumlah peserta seleksi (CPNS Kemenhan), tanggal seleksi, lokasi seleksi, posisi pekerjaan, dan departemen penempatan terkait proses Seleksi CPNS Kemenhan," demikian tulisnya, dikutip kemarin.
Aksi peretasan situs Kemhan bukan kali ini saja terjadi. Pada November 2023 lalu, situs www.kemhan.go.id juga pernah disatroni hacker.
Dalam analisis pakar keamanan siber, Pratama Dahlian Persadha ketika itu peretasan situs Kemhan terjadi akibat pelaku melakukan akses ilegal memanfaatkan kebocoran data pribadi sejumlah pegawai.
Hal tersebut disampaikan Pratama setelah menemukan indikasi data pribadi sejumlah pegawai Kemhan digunakan pelaku untuk membobol dan mencuri data. Secara rinci, ada 667 user serta 37 karyawan yang data pribadinya mengalami kebocoran.
"Bentuk standar dari pencurian informasi yaitu mengumpulkan informasi login, seperti nama pengguna dan kata sandi, yang dikirimkan ke sistem lain melalui e-mail atau melalui jaringan," ujar Pratama pada November 2023.
Ketika itu jabatan Menhan diisi Prabowo Subianto.