Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kepala Babi untuk Tempo, Masyarakat Sipil: Bentuk Teror yang Busuk!

Kantor Tempo mendapat kiriman kepala babi pada Rabu (19/3/2025). (Tempo/Praga Utama)
Kantor Tempo mendapat kiriman kepala babi pada Rabu (19/3/2025). (Tempo/Praga Utama)
Intinya sih...
  • Masyarakat sipil dukung Tempo dan kecam teror intimidasi pada jurnalis
  • Paket kepala babi dikirim sebelum pengesahan UU TNI, kedua kalinya terjadi
  • Intimidasi dilakukan oleh penakut, demokrasi butuh pers independen
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah elemen masyarakat sipil menyatakan dukungan kepada Tempo dan mengecam aksi teror dan intimidasi yang dialami jurnalis, Francisca Christy Rosana yang mendapatkan kiriman paket kepala babi.

Masyarakat Sipil mengatakan paket tersebut dikirim satu hari sebelum pengesahan Rancangan Undang-undang TNI kantor media Tempo, Jakarta. 

"Bentuknya kepala babi, tapi pesannya jelas: menakut-nakuti. Kami menyatakan: setop aksi pengecut untuk menakut-nakuti jurnalis," tegas masyarakat sipil dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/3/2025).

1. Peningkatan bentuk intimidasi

Teror penembak misterius yang sasar mobil terparkir di Malang. (IDN Times/Istimewa)
Teror penembak misterius yang sasar mobil terparkir di Malang. (IDN Times/Istimewa)

Masyarakat Sipil menegaskan Teror ini buka bukan kali pertama kepada tim siniar "Bocor Alus," tercatat kedua kalinya. Pada 6 Agustus 2024, mobil Hussein Abri Dongoran dirusak orang tak dikenal. Mengesankan aksi kriminal, tapi sesungguhnya teror dan intimidasi.

"Kita tahu tujuan intimidasi dan teror adalah menebar rasa takut. Sasarannya diperingatkan agar tidak meneruskan apa yang sedang ia kerjakan. Sejak perusakan kendaraan pribadi hingga kepala babi, kita bisa melihat ada peningkatan bentuk intimidasi," tegasnya.

2. Aksi dilakukan orang ornakut

Ilustrasi tersangka (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi tersangka (IDN Times/Mardya Shakti)

Masyarakat menilai meski bertujuan menakut-nakuti, aksi itu biasanya dilakukan oleh para penakut. Pelaku yang sesungguhnya mengidap rasa takut. 

"Plus bukan orang yang kreatif dan tidak tahan adu argumentasi. Di negara yang penguasanya anti-demokrasi, atau setidaknya cenderung anti-demokrasi, orang sudah mafhum bahwa lembaga kekuasaan mengidap ketakutan kronis," ucapnya.

3. Demokrasi hakikatnya membatasi kekuasaan

ABRI (Dok Menhan)
ABRI (Dok Menhan)

Masyarakat sipil menilai kekuasaan otoriter atau cenderung otoriter tahu persis bahwa demokrasi itu hakikatnya membatasi kekuasaan agar tidak sewenang-wenang. 

"Masyarakat demokratis perlu pers yang independen agar ada kontrol terhadap kekuasaan dari masyarakat. Setelah Reformasi 1998, Indonesia melembagakan pers bebas dan jaminan keselamatan kerja jurnalis melalui Undang-undang Pers Nomor 40 tahun 1999" katanya.

4. Bentuk teror busuk

Potret personil podcast Bocor Alus persembahan media Tempo. (X.com/andreasharsono)
Potret personil podcast Bocor Alus persembahan media Tempo. (X.com/andreasharsono)

Masyarakat sipil mengatakan ancaman dan teror busuk ini tidak perlu menuntut pihak keamanan mencari tahu siapa pelakunya dan motifnya.

"Kami sulit percaya bahwa aparat keamanan berkehendak untuk berpihak pada rakyat. Hari ini, saat Tempo dikirimi kepala babi, UU TNI disahkan; dan pengkhianatan polisi pada rakyat sudah berbabak-babak. Apa masih patut kami meminta mereka untuk menuntaskan teror busuk atas Tempo?tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Dini Suciatiningrum
3+
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us