Kivlan Zen Mengaku Dipukul Dokter, Begini Klarifikasi RSU Adhyaksa

Jakarta, IDN Times - Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zen yang terjerat perkara kepemilikan senjata api ilegal memberikan pengakuan bahwa dirinya mendapat perlakukan tidak baik oleh jaksa.
Kivlan mengatakan dia dihalangi oleh jaksa saat ingin berobat ke rumah sakit karena penyakit paru-paru yang diidapnya. Berangkat dari hal tersebut, pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Adhyaksa menanggapi pernyataan Kivlan tersebut.
1. Kronologi awal pengakuan Kilvan dipukul dokter

Direktur Utama RSU Adhyaksa Dokter Diah Eko Judihartanti, mengatakan bahwa kabar yang disampaikan oleh Kivlan tidak benar. Diah juga menjelaskan kronologinya.
Diah mengatakan bahwa kejadian tersebut berawal saat pihak rumah sakit menerima permintaan dari Kejaksaan Tinggi (Kajati) DKI untuk melakukan pemeriksaan terhadap Kivlan.
Akhirnya, pihak rumah sakit mengirim tim kesehatan guna memeriksa kondisi Kivlan di Rumah Tanahan Guntur.
2. Kivlan rebut surat dari tangan Dokter

Hasil pemeriksaan, kata Diah, tidak ada kondisi gawat darurat dari Kivlan yang mengharuskan dia dirujuk ke rumah sakit, namun saat hendak menjelaskan hasil kesehatan, surat keterangan dari dokter direbut dari tangan dokter oleh Kivlan.
"Saat itu juga, hasil kesehatan kami terangkan kepada yang bersangkutan (Kivlan) dan kejadian berikutnya surat keterangan itu direbut, diambil dari tangan dokter yang menerangkan pemeriksaan itu," ujar Diah di kantor Puspenkum Kejagung, Jakarta Selatan, Jumat (31/1).
Maka dokter yang memeriksa berusaha mengambil surat itu kembali.
"Itulah kondisi yang dapat kami sampaikan, faktanya begitu dan tidak ada kejadian seperti yang diberitakan (dipukul)," kata dia.
3. Video pengakuan Kivlan

Untuk diketahui, sebelumnya tersebar video Kivlan yang mengatakan bahwa dia dipukul oleh dokter rumah sakit Kejaksaan hingga tersungkur. Video tersebut diunggah oleh akun YouTube Tazkiyah Media.
Video tersebut diduga diambil sebelum Kivlan menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat beberapa hari yang lalu.
Pria yang pernah memegang jabatan Kepala Staf Kostrad (Kas Kostrad) ABRI ini mengatakan bahwa dirinya dipukul dokter hingga jatuh tersungkur.