Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Komnas Amati Kondisi Papua, Ada 113 Kasus Pelanggaran HAM Selama 2024

Agenda Media Briefing Catatan Komnas HAM: Situasi HAM di Papua 2024, Rabu (18/12/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)
Agenda Media Briefing Catatan Komnas HAM: Situasi HAM di Papua 2024, Rabu (18/12/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro mengungkapkan secara umum situasi di Papua pada 2024 masih kerap terjadi konflik bersenjata dan kekerasan, baik antara aparat TNI-Polri dengan kelompok sipil bersenjata, maupun kekerasan-kekerasan lain yang juga dialami warga sipil.

Menurut catatan Komnas HAM dampak dari konflik bersenjata dan kekerasan ini menimbulkan berbagai persoalan, baik korban jiwa maupun luka-luka, terjadinya pengungsi internal, dan terhentinya berbagai layanan publik.

"Selain mengamati konflik bersenjata dan juga kekerasan di Papua, kami juga mencermati beberapa permasalahan atau situasi yang muncul terkait dengan pelaksanaan pembentukan daerah otonomi baru," kata dia dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Rabu (18/12/2024).

1. Komnas catat 113 peristiwa pelanggaran HAM

Agenda Media Briefing Catatan Komnas HAM: Situasi HAM di Papua 2024, Rabu (18/12/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)
Agenda Media Briefing Catatan Komnas HAM: Situasi HAM di Papua 2024, Rabu (18/12/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Dari hasil pemantauan media yang dilakukan Komnas HAM, selama Januari hingga Desember 2024 ditemukan 113 peristiwa HAM, di mana 85 kasus di antaranya berdimensi konflik bersenjata dan kekerasan. Data tertinggi ada pada April, Mei, Juni, November, dan Desember.

"Desember baru 16 hari, angkanya sudah 10 kasus yang terjadi," kata dia.

2. Tipologi tindakan seperti kontak tembak hingga penyerangan warga sipil

Situasi bentrokan antara warga dengan aparat kepolisian di Dogiayi, Papua Tengah, Senin (16/12/2024)/Istimewa
Situasi bentrokan antara warga dengan aparat kepolisian di Dogiayi, Papua Tengah, Senin (16/12/2024)/Istimewa

Atnike mengungkapan dari potret peristiwa-peristiwa kekerasan dan konflik bersenjata, ditemukan sejumlah tipologi tindakan. Mulai dari kontak tembak sebanyak 24 peristiwa, penyisiran empat peristiwa, serangan kelompok sipil bersenjata terhadap aparat 23 peristiwa.

Kemudian, 4 peristiwa pengungsian, perusakan 8 peristiwa, penyerangan terhadap warga sipil 34 peristiwa, dan kekerasan aparat penegak hukum 6 peristiwa.

Sepanjang 2024, konflik bersenjata dan kekerasan di Papua tertinggi terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, dengan 22 peristiwa. Disusul Puncak Jaya (13 peristiwa), Taniai (12), Yahukimo (10), Nduga (7), dan Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, juga 7 peristiwa.

"Jadi daerah yang rentan, jadi konflik dan kekerasan adalah di Provinsi Papua Tengah. Kalau dari hasil monitor media, angkanya cukup ekstrim ya dibandingkan dengan provinsi atau wilayah lain di Papua," katanya.

3. Komnas HAM catat korban luka, meninggal dunia hingga sandra

Situasi bentrokan antara warga dengan aparat kepolisian di Dogiayi, Papua Tengah, Senin (16/12/2024)/Istimewa
Situasi bentrokan antara warga dengan aparat kepolisian di Dogiayi, Papua Tengah, Senin (16/12/2024)/Istimewa

Sementara dari jumlah korban, akibat konflik bersenjata dan kekerasan, Komnas HAM mencatat korban jiwa meninggal dunia total 61 korban, dengan angka terbanyak adalah warga sipil sejumlah 32 orang, termasuk ada dua anak dan seorang warga negara asing (WNA).

"Jadi terbanyak yang menjadi korban jiwa meninggal dunia adalah warga sipil," katanya.

Sementara korban dari kelompok sipil bersenjata 14 orang, terdiri dari TNI 8 orang dan polisi 7 orang.

"Sementara korban luka-luka, total ditemukan 39 orang, dengan masih terbanyak adalah warga sipil, TNI 10 orang, polisi lima orang, kelompok sipil bersenjata tujuh orang," katanya

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Rochmanudin Wijaya
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us