Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Langkah-Langkah saat Hadapi Kekerasan Seksual Online

Ilustrasi kekerasan pada perempuan dan anak. (IDN Times/Nathan Manaloe)

Jakarta, IDN Times - Seorang jurnalis magang menjadi korban pelecehan seksual dari seorang pria yang merekamnya diam-diam saat berada di KRL. Korban dan petugas KRL mengonfrontasi pelaku yang diketahui berusia 52 tahun, dan mendapati ada tujuh video korban di handphonenya.

Kasus ini menuai berbagai kecaman, termasuk juga terhalangnya korban mengakses keadilan karena polisi diduga menolak menindak kasus ini dengan berbagai alasan. Akhirnya pelaku hanya meminta maaf dan membuat surat pernyataan.

Menghadapi pelecehan adalah pengalaman yang sulit dan traumatis. Padahal, kasus yang dialami korban termasuk Kekerasan Gender Berbasis Online atau KGBO. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa diambil jika seseorang yang mengalami kasus serupa.

1. Mengumpulkan semua bukti-bukti yang ada

ilustrasi korban pelecehan seksual (freepik.com/freepik)

Koordinator Awas KBGO SAFEnet, Wida Arioka, menjelaskan beberapa cara yang bisa dilakukan korban KGBO, pertama adalah mengumpulkan bukti.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan dan menyimpan semua bukti yang ada. Bukti ini bisa berupa pesan teks, email, rekaman suara, atau foto. Simpan bukti-bukti ini di tempat yang aman. 

“Tentu saja kita harus mengumpulkan jadi disimpan semua bukti-bukti yang kita punya siapa tahu itu bisa digunakan, untuk pelaporan ke polisi atau pun ke pihak-pihak lain yang terkait,” kata dia kepada IDN Times, dikutip Senin (22/7/2024).

2. Jangan ragu meminta bantuan pihak lain

Ilustrasi pelecehan seksual (IDN Times)

Wida mengingatkan agar korban kekerasan jangan ragu meminta bantuan kepada pihak lain. Kondisi pelecehan bisa membuat seseorang merasa sangat rentan, sehingga penting untuk mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu.

“Gak mungkin kita, apalagi kalau misalnya kondisinya cukup rentan, kita perlu meminta bantuan kepada orang-orang yang lebih bisa berperan di sini,” kata dia.

3. Buat kronologi kejadian

Ilustrasi hukum. (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain itu, Wida menyarankan, korban perlu membuat kronologi kejadian. Catat secara rinci kapan, di mana, dan bagaimana pelecehan terjadi.

Sertakan juga informasi tentang siapa saja yang terlibat dan detail lain yang relevan. Seperti kapan, di mana, dan siapa yang terkait dengan kasus tersebut.

Kronologi peristiwa akan sangat membantu jika kasus ini dibawa ke jalur hukum atau diadukan ke pihak berwenang lainnya. Dalam banyak kasus, pelecehan tidak selalu meninggalkan bukti fisik, sehingga kronologi yang jelas bisa menjadi alat penting untuk menjelaskan kejadian tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
Rochmanudin Wijaya
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us