Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Momen HUT ke-543 Bogor, Ini Komitmen Pemkot untuk Warga

Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin. (Humas Pemkot Bogor).
Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin. (Humas Pemkot Bogor).
Intinya sih...
  • Peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543 mengusung tema "Raksa Jagaditha" untuk menjaga keseimbangan bumi dan lingkungan.
  • Pemkot Bogor berkomitmen menertibkan ruang publik dari aktivitas liar, termasuk pengamen jalanan dan premanisme, demi kenyamanan bersama.

Bogor, IDN Times - Peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543 mengusung tema "Raksa Jagaditha" yang berarti Menjaga Keseimbangan Bumi untuk Kesejahteraan Bersama. Tema ini menjadi ajakan moral dan refleksi pembangunan yang berpihak pada lingkungan.

Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menyampaikan harapan dan komitmennya untuk Kota Bogor pada saat HUT ke-543 ini.

“Harapan untuk Kota Bogor lebih dicintai warganya sebagaimana tema hari ini Raksa Jagaditha. Setiap perilaku dan pembangunan harus tetap memperhatikan kecintaan dan keseimbangan terhadap alam dan lingkungan," kata Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, kepada IDN Times, Selasa (3/6/2025) malam. 

"Berharap pemerintah, diberikan doa terbaik agar dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dan memberi kebahagiaan bagi seluruh warganya," lanjut dia.

Filosofi Raksa Jagaditha menekankan, kesejahteraan tidak bisa dilepaskan dari kelestarian alam. Mulai dari manusia, tumbuhan, hingga hewan. 

Pemerintah pun memperkenalkan logo HJB ke-543 dengan simbolisme kuat, yakni angka yang kokoh dan warna yang merepresentasikan semangat, harapan, dan keberanian.

1. Penertiban premanisme dan aktivitas liar

Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin bersama 3 pengamen yang akan jadi petugas kebersihan. (Humas Pemkot Bogor).
Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin bersama 3 pengamen yang akan jadi petugas kebersihan. (Humas Pemkot Bogor).

Dalam menyambut HJB, Pemkot Bogor berkomitmen tetap melanjutkan upaya penertiban ruang publik dari aktivitas liar dan pelanggaran ketertiban umum. Termasuk pengamen jalanan dan premanisme.

“Penertiban tetap kami lakukan. Ini demi kenyamanan bersama sesuai regulasi ketertiban umum (tibum),” kata Jenal Mutaqin.

Ia menambahkan, meskipun penertiban kerap mendapat respons beragam, langkah ini penting agar Kota Bogor menjadi lebih tertib dan nyaman untuk semua kalangan. Terutama dalam suasana semarak peringatan HJB yang berlangsung sepanjang bulan Juni.

2. Masalah ijazah tertahan dan stunting jadi sorotan

potret siswa SMA di laman SPMB Jatim (spmbjatim.net)
potret siswa SMA di laman SPMB Jatim (spmbjatim.net)

Jenal juga menyampaikan keprihatinannya atas masalah sosial yang belum terselesaikan, termasuk penahanan ijazah siswa dan stunting. Kedua isu ini menjadi fokus yang akan dicarikan solusi dalam waktu dekat.

“Masih ada masalah ijazah ditahan dan stunting. Kami ingin segera cari jalan keluar, tentu atas persetujuan Wali Kota,” ucapnya.

Jenal menilai, kebijakan penahanan ijazah harus diselesaikan karena menyangkut masa depan generasi muda. Begitu pula dengan pencegahan stunting yang membutuhkan pendekatan multisektor dan dukungan seluruh elemen masyarakat.

3. Balai latihan kerja akan diberdayakan untuk tekan pengangguran

Ilustrasi masa kerja (pexels.com/EqualStock IN)
Ilustrasi masa kerja (pexels.com/EqualStock IN)

Sebagai bagian dari upaya jangka panjang pasca-HJB, Pemkot Bogor akan menjajaki optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK). Tujuannya adalah meningkatkan keterampilan warga, khususnya kaum muda, dan mengurangi pengangguran.

“Peran BLK akan saya jajaki ke depan, atas persetujuan Pak Wali Kota,” ujar Jenal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us