OTT Rommy, Suharso Monoarfa Sesalkan Calon Pemimpin Bangsa Terjungkal

Bogor, IDN Times - Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa menyesalkan kasus Romahurmuziy yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia menyebut Rommy--panggilan akrab Romahurmuziy, adalah calon pemimpin Indonesia di masa mendatang.
1. Karier Rommy hancur setelah tertangkap KPK

Hal tersebut disampaikan Suharso usai dikukuhkan menjadi (Pelaksana tugas) Plt Ketum dari hasil musyawarah kerja nasional (mukernas) PPP di Bogor, Jawa Barat.
“Bagi saya saudara Rommy itu ya anak saya, ya adik saya. Saya tidak mengira itu sungguh terjadi kepadanya. Seseorang seperti calon pemimpin bangsa kemudian hari ini terjungkal sudah,” kata Suharso kepada kader PPP yang hadir di Hotel Seruni, Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/3) malam.
2. Dahulu PPP menjadi partai yang sangat diperhitungkan

Semakin terpuruknya posisi PPP dianggap Suharso menjadi tantangan tersendiri bagi kepemimpinanya saat ini. Sejumlah posisi penting baik di legislatif, yudikatif hingga eksekutif pernah dikuasai partai berlambang Kakbah tersebut.
“Kita punya pimpinan yang hebat-hebat di masa lalu. Kita luar biasa di orde baru bahkan di awal reformasi. Hamzahaz, ketika orang menyepelekan PPP, di tangan beliau kita juara 3 di pemilu. Tapi itu berhenti di 2004, setelah itu kelabu,” ujarnya.
3. Suharso ingin bangkitkan lagi PPP menjadi partai yang besar

Maka di hadapan seluruh kadernya, Suharso berjanji akan membuat partainya bangkit kembali menjadi partai besar yang diperhitungkan.
“Maka saya mengajak kita semua untuk kita introspeksi diri melihat apa yang salah dari kita, mungkin ada sesuatu yang membuat kita yang mudah-mudahan tidak dihukum,” ungkapnya.
4. Suharso minta kepada kader PPP agar lebih militan

Ia juga meminta kepada seluruh kader-kadernya agar semakin militan menjelang pemilu legislatif 17 April mendatang guna meloloskan PPP dalam parliamentary threshold.
“Saya yakin dengan kader-kader yang luar biasa kita harus bangkit! Saya mau bangkit itu benar-benar militan. Militan hanya muncul kalau pemimpinnya militan. Kita tidak mau kemudian hanya menjadi pemimpin organisasi ala kadarnya, tidak,” pungkasnya.