Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pakai Face Shield tanpa Masker Jadi Tren, Ini Kata Jubir COVID-19

Relawan Easthetic Ind memakai contoh alat pelindung wajah (Face Shield) yang mereka produksi di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (7/4/2020). Relawan setempat mengaku mampu memproduksi hingga 45 alat pelindung wajah per hari yang selanjutnya akan dibagikan secara gratis kepada tenaga medis di sejumlah rumah sakit rujukan penanganan kasus virus corona atau Covid-19 (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan salah satu faktor yang paling menyumbang kasus positif terbanyak adalah perilaku tidak disiplin dalam penggunaan masker. Yuri mengimbau agar masyarakat menggunakan masker yang nyaman digunakan pada kegiatan sehari-hari.

"Kami mengibaratkan penggunaan face shield tanpa masker, ibarat orang yang menggunakan payung, yang bisa melindungi dari tetesan air dari atas tetapi tidak dari samping," ujarnya dalam keterangan pers yang disiarkan langsung dari channel YouTube BNPB Indonesia, Sabtu (11/7/2020).

1. Penggunaan face shield harus dibarengi dengan penggunaan masker

Elok Lailatul Maghfiroh bersama pekerjanya memproduksi Face Shield di rumahnya. IDN Times/Zainul Arifin

Oleh sebab itu, untuk perlindungan maksimal, seseorang yang menggunakan face shield harus dibarengi dengan penggunaan masker. Menurut Yuri, penggunaan masker itulah yang lebih penting untuk perlindungan dari COVID-19.

"Gunakan masker yang nyaman, agar bisa digunakan dengan benar," ujarnya.

2. Gunakan masker kain yang tidak terlalu ketat agar nyaman

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Yuri mengatakan masker kain yang terlalu ketat menutup hidung membuat penggunaannya tidak nyaman. Padahal masker kain memiliki kualitas yang cukup bagus.

"Masker kertas atau masker yang biasa digunakan oleh tenaga medis, itu juga bisa digunakan. Saat ini, kita sudah bisa mendapatkan di mana-mana dengan mudah," tuturnya.

3. Desain masker kain yang terlalu tebal membuat bernapas jadi tidak nyaman

Masker kain hasil produksi penjahit di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Dok.IDN Times/Istimewa

Selain itu, Yuri juga mengatakan bahwa desain masker kain yang terlalu tebal membuat bernapas jadi tidak nyaman. Bahkan, Yuri melanjutkan, ada desain masker kain yang terlalu elastis dan menekan hidung.

"Ini tidak nyaman saat digunakan, sehingga sering kali penggunanya menurunkan maskernya hanya menutup mulut dengan alasan tidak bisa bernapas," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aldzah Fatimah Aditya
EditorAldzah Fatimah Aditya
Follow Us