Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pamer Aplikasi Curhat, Ridwan Kamil: Kami Serius soal Kesehatan Mental

Calon gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil ketika mempraktikan aplikasi curhat untuk kesehatan mental. (www.instagram.com/@ridwankamil)
Intinya sih...
  • Ridwan Kamil, calon Gubernur Jakarta nomor urut satu, menunjukkan simulasi aplikasi curhat di medsos untuk kesehatan mental warga Jakarta.
  • Video tersebut dibully oleh warganet karena dianggap gimmick dan tidak memahami cara berkomunikasi anak muda.
  • Kang Emil klarifikasi bahwa video itu bagian dari edukasi kesehatan mental, sementara program utama ada di puskesmas.

Jakarta, IDN Times - Calon Gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil, menunjukkan simulasi aplikasi curhat di akun media sosialnya pada 6 November 2024 lalu. Aplikasi tersebut ditunjukan oleh pria yang akrab disapa Kang Emil untuk membantu kesehatan mental warga Jakarta.

Namun, video simulasi tersebut justru dibully oleh warganet. Sebagian dari mereka menilai video simulasi itu dianggap gimmick dan menyederhanakan isu kesehatan mental. Mereka menilai konsultasi ke psikolog terkait kesehatan mental berbeda dengan curhat. 

Video berdurasi kurang dari 50 detik itu menggambarkan Kang Emil seolah sedang menerima telepon dari temannya. Mantan Gubernur Jawa Barat itu mendengar temannya tersebut sudah pindah bekerja di Jakarta Selatan. 

"Oh, jadi kamu sudah pindah ke Jaksel? Ngemeng-ngemeng gimana suasana hidup dan kerja di Jaksel?" tanya Kang Emil. 

"So far so good sih, environment-nya oke gitu. Sometimes memang burn out overwehelmed, suka dapat panic attack pagi-pagi gitu. Tapi, masih bisa dihandle-lah," kata teman Kang Emil di ujung telepon dengan Bahasa Indonesia dicampur Inggris. 

Cara komunikasi Kang Emil di video itu pun tak luput dari kritik. Sebab, ia dianggap tidak memahami sepenuhnya cara berkomunikasi anak muda di Jakarta Selatan yang kerap diidentikan gaul dan selalu mengikuti perkembangan isu. 

Menurut sebagian warganet, alih-alih menggunakan gaya penyampaian penuh dengan gimmick, Kang Emil disarankan untuk fokus ke permasalahan utama Jakarta seperti banjir dan macet. 

"Gimmick terus! Beresin macet, (benahi) transportasi publik, polusi. Please lah yang esensial gitu lho," kata warganet di kolom media sosial Kang Emil. 

"Cringe banget," kata warganet lainnya. 

1. Ridwan Kamil mengaku tak ada niat menyepelekan isu kesehatan mental

Calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil ketika menghadiri rakerda REI. (Dokumentasi tim media RIDO)

Kang Emil kemudian membuat klarifikasi melalui akun X pada 7 November 2024 lalu. Video simulasi aplikasi curhat bukan berarti paslon nomor urut satu tersebut menganggap isu kesehatan mental sebagai sesuatu yang main-main.

"Kami memiliki kampanye ringan dengan berbagai penyederhanaan supaya lebih mudah dipahami. Ini adalah bagian dari edukasi bagi yang belum melek kesehatan mental," kata Kang Emil. 

Mantan Wali Kota Bandung itu menekankan tulang punggung program terkait kesehatan mental ada di puskesmas. Sedangkan, kampanye berupa mobil curhat keliling dan aplikasi curhat bertujuan untuk menaikan awareness

"Mobil dan aplikasi adalah ide alternatif tambahan dari kami yang berusaha berinovasi mencari cara baru. Layanan pemerintah tak boleh kalah saing dengan milik swasta," tutur dia. 

2. Ridwan Kamil minta maaf tercipta persepsi menyepelekan isu kesehatan mental

Calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil di acara deklarasi Bang Japar. (Dokumentasi tim media RK)

Kang Emil juga meminta maaf karena video simulasi aplikasi curhat itu dianggap menyepelekan dan tidak akurat. Menurut Kang Emil, dengan adanya alternatif tambahan dalam menyikapi isu kesehatan mental, warga Jakarta tetap jadi pihak yang paling diuntungkan. 

Selain itu, ia berjanji juga bakal menuntaskan akar permasalahan yang menyebabkan kesehatan mental terganggu. "Semoga diskusi ini menjadi awal pemerintah bisa lebih sensitif merespons isu kesehatan mental di Jakarta. Apalagi Jakarta jadi salah satu kota tersetress di dunia," imbuhnya. 

3. Penyederhanaan konsultasi sama dengan curhat bisa menimbulkan persepsi keliru

Pegiat kesehatan jiwa remaja dan pendiri komunitas Into the Light Indonesia, Benny Prawira Siauw. (Tangkapan layar YouTube Menjadi Manusia)

Penjelasan panjang Kang Emil disampaikan untuk merespons komentar dari pegiat kesehatan jiwa remaja dan pendiri komunitas Into the Light Indonesia, Benny Prawira Siauw. Ia kemudian juga merespons komentar Kang Emil di platform X. 

Benny mengaku merupakan ilmuwan psikologi dan telah berkecimpung di isu kesehatan mental di Tanah Air dan global selama 11 tahun. Ia mengaku gembira lantaran isu kesehatan mental mendapat perhatian di kancah politik Indonesia. 

Namun, penyederhanaan konsep layanan kesehatan jiwa berpotensi menimbulkan pandangan yang meremehkan kompleksitas masalah dan perbedaan makna yang signifikan. "Misalnya penggunaan istilah curhat untuk menggambarkan konseling dapat memperkuat anggapan keliru bahwa berkonsultasi dengan ahli sama seperti curhat ke teman," kata Benny yang dikutip dari akun platform X, Jumat (8/11/2024). 

Hal tersebut, kata Benny, bisa membuat beberapa orang merasa enggan mencari bantuan profesional dan lebih baik memilih teman untuk curhat saja. Di sisi lain, bagi mereka yang memahami perbedaan antara curhat dan konseling, penyederhanaan seperti itu merupakan kesalahan fatal. 

"Justru hal ini menunjukkan ketidaktahuan Kang Emil. Begitu pula dengan istilah burnout dan panic attack yang merupakan kondisi kesehatan jiwa dengan kriteria spesifik. Video yang digunakan dalam kampanye dan menyederhanakan hal ini justru berpotensi memperkuat penyalahgunaan istilah kesehatan jiwa," tutur dia. 

Ia memberikan contoh situasi burnout di tempat kerja tidak bisa diselesaikan hanya dengan curhat ke profesional. Itu membutuhkan penanganan akar masalah sosial dan ekonomi. Termasuk kesejahteraan dan pemenuhan hak pekerja. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Sunariyah
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us