Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pasien COVID-19 dengan Hipertensi Paling Berisiko Meninggal Dunia

Ilustrasi ruang isolasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan mengungkapkan hipertensi merupakan penyakit komorbid yang berisiko tinggi menyebabkan pasien COVID-19 meninggal dunia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Ariane mengungkapkan sebanyak 13,3 persen pasien COVID-19 dengan penyakit hipertensi tinggi meninggal dunia dari jumlah kasus kematian karena COVID-19.

"Risiko kematian pada orang yang mempunyai hipertensi lebih tinggi karena orang dengan komorbid lebih sakit dibanding pasien yang tidak mempunyai penyerta," ujarnya melalui Zoom, Rabu (14/10/2020).

1. Sebanyak 50 persen dari 1.641 pasien COVID-19 berpenyakit penyerta memiliki hipertensi

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Cut Putri Ariane MHKes dalam webinar Hari Hipertensi Dunia (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Cut membeberkan dari 1.641 pasien COVID-19 mempunyai penyakit penyerta paling banyak adalah hipertensi dengan jumlah mencapai 50,8 persen. Kemudian diikuti oleh penyakit diabetes 34,4 persen, jantung koroner 19,7 persen, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) 10,1 persen, gagal ginjal 6,2 persen dan penyakit kanker 1,5 persen.

"Orang-orang ini kondisinya memang sudah sakit, sehingga COVID-19 akan bertambah berat pada orang ini dibanding yang lain," kata Cut.

2. Penderita hipertensi sering lupa minum obat

Ilustrasi Obat dan Vitamin (IDN Times/Besse Fadhilah)

Cut meminta agar pandemik COVID-19 membuat masyarakat sadar akan kesehatan dengan rutin ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin, sehingga dapat segera diketahui secara dini.

"Yang sering lupa, orang yang sudah memiliki riwayat hipertensi meminum obat dengan rutin agar tekanan darahnya terkendali dan tidak berimplikasi pada munculnya gangguan kesehatan lain," imbaunya.

3. Hipertensi bisa memicu gangguan kesehatan lain

Salah satu perserta demo di Samarinda yang hendak dilarikan ke rumah sakit (IDN Times/yuda almerio)

Cut menyebut hipertensi bisa memicu gangguan kesehatan lain seperti gagal ginjal, stroke dan jantung koroner. Padahal, penyakit hipertensi adalah penyakit tidak menular yang busa dicegah dengan mengubah pola hidup lebih sehat.

"Sayangnya, dari 10 orang yang memiliki penyakit tidak menular seperti hipertensi, hanya tiga orang yang mengetahui dirinya memiliki gangguan kesehatan sementara tujuh lainnya tidak sadar," ungkapnya.

4. Penderita hipertensi tidak bisa sembuh

Ilustrasi IGD. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Cut menegaskan bahwa penderita hipertensi tidak bisa sembuh namun bisa dikontrol.

Untuk itu, dia mengajak masyarakat agar mengubah perilaku menjadi lebih sehat dengan membatasi asupan gula, garam, lemak, berolahraga secara teratur, mengonsumsi gizi seimbang, istirahat cukup dan menghindari faktor risiko seperti merokok.

Share
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us