Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pengalaman WNI Mencoblos di Australia dan Swedia

Tiket antrean untuk WNI yang ingin mencoblos pada Pemilu 2024 di Australia (dok. pribadi/Nadia Farabi)

Meski pemungutan suara untuk Pemilu 2024 sudah selesai kemarin Rabu (14/02/2024), tapi masih ada cerita-cerita menarik yang dibagikan oleh warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri. 

Seperti kita tahu, ketika berada di Indonesia, warga yang sudah terdaftar dan mendapatkan undangan untuk nyoblos bisa langsung datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) sejak pukul 07.00 pagi hingga 13.00 siang. Sedangkan bagi yang memiliki surat pindah memilih, jadwal mencoblos adalah setelah pukul 11.00 hingga 13.00 siang. Lalu, bagaimana dengan WNI yang tinggal di luar negeri?

1. WNI diberikan dua pilihan mencoblos

Grafika Cynthia, WNI di Swedia, memilih mencoblos melalui pos (dok. pribadi/Grafika Cynthia)

Mengingat TPS hanya terkonsentrasi di kota-kota tertentu dalam suatu negara, maka sejak dulu pemerintah Indonesia menawarkan cukup kemudahan bagi WNI untuk memberikan suara mereka lewat Pemilu. 

WNI tetap bisa datang ke TPS. Tetapi, bagi yang tempat tinggalnya jauh lokasi pemungutan suara atau mempunyai kesibukan lain pada hari pemilihan, mereka boleh meminta surat suara untuk dikirimkan lewat pos.

Ini yang dipilih oleh Grafika Cynthia, seorang WNI yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Lund, Swedia. Perempuan berhijab yang sudah dua tahun tinggal di negara Skandinavia itu memutuskan mencoblos lewat pos karena TPS di Swedia hanya ada di Stockholm, yang jaraknya hampir 500 kilometer. Perlu empat sampai lima jam perjalanan menggunakan kereta api untuk sampai ke ibu kota Swedia tersebut.

Pendataan calon pemilih, menurutnya, sudah dilakukan oleh Panitia Pemilihan Luar Negeri atau PPLN setidaknya sejak tahun 2023. “Ditanyain ada pilihan mau nyoblos di TPS di Stockholm atau dikirim pos. Aku malas ke Stockholm, jadi aku pilih dikirimin lewat pos,” kata Grafika kepada IDN Times.

Amplop berisi surat-surat suara yang dikirimkan oleh PPLN Swedia kepada WNI yang mencoblos lewat pos (dok. pribadi/Grafika Cyinthia)

Dia menerima surat suara untuk memilih pasangan Capres dan Cawapres pada akhir Januari 2024. “Aku kirim balik ke Stockholm tanggal 5 [Februari]” jelasnya. Waktu pemungutan suara di TPS Stockholm adalah Sabtu, 10 Februari 2024.

Karena menggunakan amplop khusus, Grafika juga tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk mengirim kembali surat suara tersebut ke KBRI di Stockholm. Menurutnya, semua proses yang dilalui sangat mudah. Hanya saja, WNI perlu berhati-hati ketika mencoblos lewat pos sebab alat pencoblosan surat suara tidak disediakan oleh pemerintah. 

“Pas sosialisasi [oleh PPLN], ada instruksi [coblos pakai apa]” ujarnya. WNI diingatkan untuk tidak mencoblos memakai pulpen, sebab jika ada tinta pada kertas suara, maka tidak akan dianggap sah.

2. Masih banyak WNI yang bingung caranya mencoblos di luar negeri

Nadia Farabi (baju putih bergaris) sedang berada dalam antrean untuk mencoblos di Australia (dok.pribadi/Nadia Farabi)

Jika Grafika merasakan kemudahan untuk berpartisipasi dalam Pemilu, lain ceritanya bagi Nadia Farabi yang sedang menjalani studi S3 di School of Government and International Relations, Griffith University, Australia. 

“Banyak WNI di Brisbane yang ketinggalan informasi tentang pentingnya mendaftarkan diri untuk mendapatkan surat suara, entah untuk memilih langsung di TPS atau untuk mendapatkan surat suara [melalui] pos,” kata Nadia saat dihubungi IDN Times.

Dia mengaku menjadi salah satu diantaranya, sehingga terpaksa masuk kategori Daftar Pemilih Khusus (DPK). Dia menambahkan, ”Entah karena sosialisasinya kurang gencar atau kita masyarakat yang kurang aktif, tapi yang aku lihat kemarin banyak yang mengeluhkan hal ini.”

Ini yang membuatnya dan banyak WNI lain harus datang ke TPS jika ingin mencoblos. Tapi, ceritanya tak berhenti di sini. Lokasi TPS terdekat adalah di Islamic College of Brisbane, yang ternyata tidak mudah diakses. “Kalau ga ada kendaraan [pribadi], sulit ke lokasi karena gak ada bus ke situ. Menurutku ini pengaruh sih ke jumlah orang yang datang ke TPS,” ujarnya. Nadia sendiri harus berkendara selama 20 menit untuk mencapai TPS.

bazaar makanan Indonesia di TPS Brisbane (dok. pribadi/Nadia Farabi)

Waktu yang tak sebentar itu juga ditambah dengan fakta bahwa tak ada jaminan bagi WNI yang masuk kategori DPK untuk mendapatkan surat suara. “Cuma terus diniati ibadah ya memilih pemimpin. Hahaha. Ikut ikhtiar memanfaatkan hak pilih. Dapat surat suara alhamdulillah, ga dapat ga apa-apa. Di TPS ada bazaar jajanan masakan Indonesia, [jadi] tetap happy,” tegasnya.

Beruntung ternyata sisa surat suara masih banyak, sehingga pada sekitar pukul 18.00 waktu setempat, dia berhasil mencoblos dengan sebelumnya menunjukkan paspor dan bukti tempat tinggal di Australia sebagai syarat.

“Lumayan cepat prosesnya. Cuma nunggunya aja lama memang, tapi ya dipahami, wong salah sendiri ga daftar. Dapat suara aja sudah alhamdulillah,” ugkapnya.

3. Ada juga yang gagal mencoblos

Andes Surya Atmaja, WNI yang tinggal di Swedia, gagal mencoblos saat Pemilu 2024 (dok. pribadi/Andes Surya Atmaja)

Sayangnya, Andes Surya Atmaja tidak seberuntung Grafika meski sama-sama tinggal di Swedia. WNI yang bekerja di sebuah restoran di kota Gothenburg itu gagal mencoblos pada Pemilu 2024 lantaran dirinya ketinggalan informasi tentang caranya menjadi pemilih. 

Andes, yang pernah menjalani pendidikan di Universitas Lund pada 2015 sampai 2017, mengira data dirinya sudah tercatat di database Kedutaan Besar di Stockholm setelah mendaftarkan diri di situs https://peduliwni.kemlu.go.id/, sehingga hanya perlu menunggu informasi tentang Pemilu dari pihak kedutaan.

Andes sempat bertanya kepada rekannya yang merupakan WNI di Stockholm pada Jumat, 9 Februari 2024, tentang caranya memilih pada Pemilu kali ini. Hanya saja, dia sudah terlambat, sebab pemungutan suara adalah keesokan harinya. 

Mencoblos lewat pos jelas tidak memungkinkan. Satu-satunya cara adalah dengan datang langsung ke TPS. Tapi, dengan realita bahwa dia perlu naik kereta empat sampai lima jam dari Gothenburg, Andes pun urung berangkat.

“Apalagi aku harus kerja pas Sabtu itu [hari pencoblosan],” kata dia.

Andes sendiri sempat mencoblos pada Pemilu 2019 di Lund, Swedia. Waktu itu, tidak ada halangan apa pun. Ini juga yang membuatnya berpikir bahwa semestinya dia masih bisa memberikan suara pada Pemilu 2024. “Untuk kali ini, aku clueless,” tegasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rosa Folia
EditorRosa Folia
Follow Us