Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pidato Kenegaraan Presiden di DPR Hanya Dihadiri 60 Orang Secara Fisik

Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPD dan DPR RI pada Jumat (14/8/2020) (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, IDN Times - Sidang tahunan MPR dan pidato kenegaraan yang digelar pada Senin (16/8/2021) akan diselenggarakan secara luring dan daring karena pandemik COVID-19. MPR hanya memperbolehkan 60 orang saja yang hadir di gedung parlemen. Sisa tamu undangan mengikuti sidang tahunan secara daring.

Dikutip dari situs resmi MPR pada Minggu (15/8/2021), Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan sidang tahunan itu akan diusahakan dilakukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Bamsoet menyebut, 60 orang yang hadir secara fisik adalah Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, pimpinan MPR (10 orang), ketua fraksi/kelompok DPD (10 orang), pimpinan DPR (lima orang), ketua fraksi di DPR (sembilan orang), pimpinan DPD (empat orang), perwakilan sub wilayah (empat orang), serta pimpinan lembaga negara (Panglima TNI, Kapolri, Ketua BPK, Ketua MA, Ketua MK, dan Ketua KY).

Ia melanjutkan, dari unsur pemerintah yang hadir secara fisik antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Menteri Sekretariat Negara, Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan, dan Kepala Bappenas.

"Dua undangan lainnya adalah pembaca doa, yaitu Ketua MUI dan pembaca doa pada Sidang RAPBN. Sementara itu, 975 orang undangan akan mengikuti secara virtual, dan sebanyak 90 orang mengikuti secara streaming," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet itu. 

Sisa tamu undangan yang hadir secara daring yakni tiga mantan presiden, empat mantan wakil presiden, dua mantan ketua MPR, empat mantan ketua DPD, dan empat mantan ketua DPD. Hadir juga secara virtual sebanyak 540 anggota DPR dan 124 anggota DPD, 103 duta besar/perwakilan negara sahabat, delapan pimpinan BPK, sembilan jajaran MA, tujuh jajaran MK, enam jajaran KY, dan 34 gubernur se-Indonesia.

Lalu, bagaimana alur kegiatan untuk kegiatan sidang tahunan MPR pada Senin esok?

1. Sidang tahunan MPR dimulai pukul 08.30 WIB

Ilustrasi Gedung DPR di Senayan, Jakarta Pusat (IDN Times/Kevin Handoko)

Menurut Bamsoet, sidang tahunan MPR pada Senin (16/8/2021) akan dimulai pukul 08.30 WIB. Acara diawali dengan Ketua MPR membacakan pidato pengantar Sidang Tahunan MPR Tahun 2021. Lalu, Ketua DPD akan membacakan pidato pengantar Sidang Bersama DPR/DPD. 

"Setelah itu, Presiden menyampaikan laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-76 RI. Selanjutnya, Ketua DPD melanjutkan Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2021," ujar Bamsoet. 

Ia berharap kegiatan itu sudah rampung pukul 12.00 WIB. Sementara, bagi warga yang ingin menyaksikan pidato tersebut dapat menyaksikan di semua media sosial MPR atau stasiun televisi yang menyiarkannya secara live

2. Semua peserta yang hadir secara fisik diwajibkan tes swab PCR lebih dulu

Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad ketika meninjau gladiresik sidang tahunan 2021 di gedung parlemen (www.instagram.com/@sufmi_dasco)

Sementara, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad pada siang tadi meninjau gedung parlemen. Ia dan pimpinan DPR serta MPR lainnya mengikuti gladi resik. 

Ia mengatakan pada sidang tahunan esok, protokol akan memberlakukan prosedur yang ketat. "Bagi yang memasuki ruang sidang maka wajib tes swab PCR lebih dulu," ujar Dasco dalam akun Instagramnya pada hari ini. 

Sekretaris Jenderal DPR RI juga menyediakan screening lainnya dengan menggunakan GeNose C19. Namun, dalam sidang tahunan esok, hasil pemeriksaan dari GeNose tak dapat dijadikan justifikasi bisa mengakses bagian dalam gedung DPR. 

3. Pidato kenegaraan Jokowi diprediksi hanya menyentuh isu ekonomi dan pandemik

Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/2/2020) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sementara, menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, hanya ada dua isu yang akan jadi fokus dalam pidato kenegaraan Jokowi. Pertama, menyangkut pandemik COVID-19 dan kedua soal isu ekonomi. 

"Pandemik, pandemik, pandemik, dan ekonomi, ekonomi, ekonomi. Vocab (kosa kata) pemerintah itu sudah bisa ditebak, terbatas. Karena semua menteri bicara seperti itu. Artinya, ini menjadi common issue," ujar pria yang juga bekerja sebagai dosen komunikasi politik Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah ini ketika dihubungi Minggu (15/8/2021). 

Ia menuturkan hanya dua isu tersebut yang relevan dan kontekstual dibicarakan presiden dalam pidatonya nanti. Adapun isu-isu lain, kata dia, kurang signifikan lantaran tak bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat.

Di sisi lain, ia melihat tak ada yang dapat memastikan kapan wabah COVID-19 ini akan berakhir. Dari dua isu utama itu, Adi memprediksi imbauan kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan upaya menumbuhkan ekonomi lewat sektor pariwisata akan disinggung oleh presiden.

Ia mengakui pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 sebesar 7,07 persen memang cukup relevan untuk diglorifikasi lantaran menumbuhkan optimisme. Tetapi, ia mewanti-wanti Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari pandemik COVID-19. Bahkan, angka kematiannya pun masih tergolong tinggi. 

"Jangan seakan-akan terbebas dari resesi lalu (terkesan) sudah bebas segala-galanya, kan tidak begitu juga," tutur dia lagi. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Jihad Akbar
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us