Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Politisi Partai Demokrat: Isu Forum Guru Besar untuk Gagalkan Pemilu

ilustrasi surat suara (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Jakarta, IDN Times - Politisi Partai Demokrat, Andi Arief mencuit serentetan aksi yang disebutnya sebagai upaya untuk menggagalkan Pemilu 2024. Salah satunya, kemunculan sejumlah guru besar yang menyatakan keprihatinan soal situasi demokrasi di Tanah Air. Menurutnya, hal tersebut dipicu karena khawatir terjadi pergantian partai berkuasa. 

"Dari mulai isu pemakzulan, isu menteri mundur, isu forum guru besar, nanti ujung-ujungnya juga kelihatan karena berpotensi kalah dan pergantian partai berkuasa. Maka, jalan terbaik dengan menggagalkan pemilu," demikian cuit Andi di platform X, dikutip Jumat (2/2/2024). 

"Niat jahat harus kita cegah," katanya lagi. 

Pada hari ini yang sama, Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) menyampaikan petisi atau sikap kebangsaan. Mereka terpanggil untuk untuk menabuh genderang demi memulihkan demokrasi negeri yang terkoyak. 

Cuitan Andi Arief di platform X soal upaya penggagalan pemilu 2024. (Tangkapan layar platform X Andi Arief)

1. Dewan Guru Besar UI bantah petisi kebangsaan ditunggangi kepentingan paslon tertentu

Guru Besar Fakultas Hukum UI, Harkristuti Harkrisnowo dan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. (ANTARA FOTO)

Ketua Dewan Guru Besar UI, Harkristuti Harkrisnowo, menepis anggapan politisi Partai Demokrat yang menyebut pembacaan petisi kebangsaan tersebut didorong oleh kepentingan pasangan calon lain.

Menurutnya, sikap para Guru Besar itu dipicu demokrasi di Tanah Air yang semakin memburuk. 

"Kami kan concern dengan kondisi seperti ini. Sudah diperingatkan beberapa kali tapi kan terus saja. Seakan-akan anjing menggonggong tapi kafilah berlalu," ujar Harkristuti ketika dihubungi IDN Times

Selain itu, kata dia, UI memiliki sejarah panjang sebagai reformis dalam berbagai peristiwa bersejarah mulai dari 1966, 1974 hingga 1998, selalu ada keterlibatan UI. 

Menurut Harkristuti, UI sudah terlalu lama banyak berdiam diri di beberapa isu. Mahasiswa memang sempat turun untuk melakukan aksi tetapi aksi itu tak bertahan lama. 

"Akhirnya teman-teman banyak yang nanya, kok UI diam saja (melihat keadaan saat ini)? Jadi, kami para guru besar (yang menyampaikan aspirasi) yang sering kumpul-kumpul saja," tutur dia. 

Mereka pun bersedia menyampaikan petisi itu lantaran terdorong oleh panggilan etik dan moral. Dewan Guru Besar tidak membahas mengenai isu politik. 

"Jadi, salah besar kalau ada yang menganggap kita ditunggangi atau membawa misi dari paslon-paslon tertentu. Gak ada itu!" kata dia. 

2. Dewan Guru Besar bantah ingin Pemilu 2024 gagal terselenggara

Simulasi Pemilu di Tabanan (Dok.IDNTimes/KPU Tabanan)

Lebih lanjut, Harkristuti membantah pihaknya ingin menggagalkan pemilu. Justru, kata dia, mereka justru ingin Pemilu 2024 tetap digelar. 

"Tapi, keinginan kami secara luber dan jurdil gitu lho! Jadi, pemilu benaran. Gak ada cawe-cawe, kecurangan atau permainan," kata Harkristuti. 

Ia mengatakan, proses pembangunan demokrasi di Tanah Air sudah lama dilakukan. Hal itu kemudian sempat dipuji oleh dunia internasional. 

Namun kini situasinya seolah Indonesia diajak kembali ke era orde baru yang mulai membatasi kebebasan berekspresi. 

"Kami gak mau bahwa pemilu tidak terjadi. Kami tidak mau itu. Kami juga tidak mau peristiwa 1998 terulang lagi," ujarnya lagi. 

"Yang ada kekerasan, pokoknya kami tidak dukung. Sebab, lapisan pertama yang merugi adalah orang-orang yang di bawah," kata dia. 

3. Guru besar UI ajak sivitas kampus lain ikut bersuara

Sivitas akademika UI aksi di Kampus depok UI. (IDN Times/Maulana Ridhwan Riziq)

Harkristuti pun mendorong sivitas kampus lainikut bergerak. Akademisi dan masyarakat biasa pun bisa ikut terlibat dalam kegiatan penyampaian petisi kebangsaan. Apalagi situasi cawe-cawe jelang pemilu yang terlihat tidak akan berubah. 

"Mereka tidak boleh abai karena pemilihan (calon pemimpin) selama lima tahun, dampaknya juga luar biasa bagi kehidupan kita. Saya juga mengajak teman-teman perguruan tinggi lain untuk mengawal proses pemilu ini. Jadi, saya berharap kita bisa kolaborasi bersama untuk ini," kata Harkristuti. 

Di sisi lain, saat penyampaian petisi itu, Harkristuti mengakui bahwa tidak ada Rektor UI. Namun, kata dia,  absennya Rektor UI di penyampaian petisi itu tidak mengubah makna penyampaian aspirasi mereka. 

"Seruan kami berdasarkan pada hati nurani kami, bukan didasarkan pada pemikiran 'besok gue masih jadi rektor gak ya? Atau jangan-jangan gue bakal dipecat atau direcall. Seperti yang terjadi di UNS," tutur dia secara blak-blakan. 

Ia menegaskan Dewan Guru Besar UI tidak memiliki agenda untuk mengincar jabatan tertentu di balik penyampaian aspirasinya. 

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Deti Mega Purnamasari
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us